Site icon PinterPolitik.com

NasDem Tidak “Kendor” Bela Anies?

NasDem Tidak “Kendor” Bela Anies?

Calon presiden 2024 yang diusung Partai NasDem memberikan sambutan saat Deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia Partai NasDem Anies Baswedan di NasDem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022). Partai NasDem resmi mengusung Anies Baswedan maju jadi capres untuk Pemilu 2024. FOTO:MIFTAHUL HAYAT/JAWA POS

“Kalau kita menangkapnya biasa aja, sederhananya memang Anies tidak disiapkan menjadi penyanyi. Dia mau jadi presiden” –   Ahmad Ali, Wakil Ketua Umum NasDem


PinterPolitik.com

Jatuh cinta adalah hak bagi semua orang. Siapapun itu pasti pernah merasakan jatuh cinta meskipun hanya sekali dalam hidupnya.

Sering kali, hubungan sebuah pasangan terjebak pada sebuah obsesi. Ada beberapa orang yang mengira bahwa cintanya wajar dan biasa saja, namun ternyata sudah masuk level obsesi.

Hal ini dapat dilihat ketika seseorang membela orang yang dicintai dengan sedemikian rupa, sehingga tidak ada celah untuk disalahkan lagi. Sikap ini bukan hanya muncul di hubungan percintaan aja loh, melainkan juga di dunia politik.

Coba kita lihat peristiwa terakhir dalam panggung politik Indonesia. Partai NasDem terlihat begitu “protektif” terhadap bakal calon presiden (capres) mereka, Anies Baswedan.

Hal ini terlihat ketika Anies berdiri di panggung saat berjumpa pendukungnya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Saat itu, Anies bernyanyi lagu Maju Tak Gentar bersama tetapi diduga saat itu ia salah lirik.

Merespons hal tersebut, Wakil Ketua Umum (Waketum) NasDem Ahmad Ali mengatakan bahwa peristiwa di Sulawesi Selatan itu tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Rasionalisasi yang bangun yakni, “Anies dipersiapkan jadi presiden, bukan penyanyi.

NasDem: Anies Capres Bukan Penyanyi?

Anyway, jika kita melihat sikap NasDem yang begitu intens membela Anies, di sana terlihat begitu tegas NasDem memperlihatkan komitmen politiknya meskipun komitmen politik ini akan berbenturan dengan konsekuensi politik yang harus dihadapi NasDem.

Apa konsekuensi politik NasDem? Pertanyaan ini akan mengajak kita untuk melihat bagaimana gambaran keberanian NasDem untuk mengumumkan dukungan kepada Anies sebagai capres di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Ini tidak hanya menghebohkan publik, tapi juga elite politik yang berada dalam lingkar kekuasaan saat ini.

Seperti yang kita tahu bersama, Anies notabene tak masuk dalam lingkar kekuasaan Jokowi dan dianggap representasi kelompok kanan serta anti tesis kepemimpinan Jokowi.

Sebagian pihak menyerang NasDem dengan sebutan “NasDrun” – singkatan dari NasDem Kadrun. Sebagaimana diketahui, Kadrun merupakan istilah “miring” yang sering kali ditudingkan kepada orang-orang yang dianggap beraliran kanan dalam politik.

Hal itu tidak membuat NasDem “kendor” untuk membela Anies. Bahkan, semangat mengusung Anies ini seolah sudah menjadi visi politik NasDem saat ini. Sampai-sampai, kita lupa ada istilah Restorasi loh karena saking eratnya NasDem dengan Anies.

Sekali lagi, ini bentuk komitmen politik NasDem. Dalam hubungan apapun, menjaga komitmen adalah sebuah keharusan meskipun sulit dilakukan.

Sulitnya menjaga komitmen disebabkan karena dunia politik penuh dengan kepentingan dan intrik-intrik. Banyak komitmen yang terlanggar karena masing-masing aktor politik yang terlibat ‘hubungan kerja sama’ memiliki kepentingan berbeda.

Filsuf Prancis Jean-Paul Sartre pernah juga berbicara terkait “komitmen” – yang juga dapat diterjemahkan dalam dunia politik. Sartre menyebut jika sebuah komitmen adalah tindakan, bukan cuma kata-kata. Itulah kenapa ada pendapat yang mengatakan bahwa adanya komitmen merupakan batas antara hubungan yang serius dan tidak.

HImm, jadi komitmen – selain merupakan konsekuensi dari tindakan – rupanya dapat juga dibaca sebagai tanda keseriusan seseorang.

By the way, bicara soal komitmen, jadi ingat film Before We Go (2014) yang bercerita tentang romansa klasik yang meninggalkan pesan tentang komitmen terhadap pasangan.

Chris Evans yang juga dikenal sebagai pemeran Captain America menjadi sutradara sekaligus bintang utama dalam film ini dan beradu akting dengan Alice Eve. Chris berperan sebagai Nick Vaughan dan Alice Eve berperan sebagai Broke Dalton.

Kisah romansa konvensional dari seorang Nick dan Broke justru banyak meninggalkan filosofi hidup yang salah satunya adalah komitmen terhadap pasangan. “If you’re committed to somebody, you won’t allow yourself to look for perfection to someone else,” demikian salah satu kutipan percakapan Nick dan Broke.

Well, sudah begitu “bucin” kah NasDem hingga sampai saat ini selalu menjadi benteng dan setia kepada Anies? Uppsss. Hehehe. (I76)


Deklarasi Terlalu Cepat: Anies Akan Dijegal?
Exit mobile version