HomeCelotehNasDem Terlalu Fokus di Nasional?

NasDem Terlalu Fokus di Nasional?

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengejutkan publik dengan berbagai kebijakan kontroversial, seperti masuk sekolah pukul lima pagi dan jalan kaki untuk tekan inflasi. Keputusan-keputusan kontroversial ini tengah menjadi buah bibir masyarakat. Sudah waktunya-kah Nasdem memperhatikan kader-kadernya di daerah?


PinterPolitik.com

“Anak itu harus dibiasakan bangun pukul 04.00 WITA. Pukul 04.30 WITA, mereka sudah harus jalan ke sekolah sehingga pukul 05.00 WITA sudah harus di sekolah. Supaya apa? Itu etos kerja” – Viktor Bungtilu Laiskodat, Gubernur NTT

Pernahkah kalian menonton serial kartun dan manga Doraemon? Dalam Doraemon, ada salah satu karakter yang selalu terlambat masuk sekolah karena susah bangun pagi. Siapa lagi kalau bukan Nobita Nobi? 

Nobita adalah seoarang siswa kelas 5 SD yang pemalas. Dalam satu minggu, Nobita pernah terlambat datang ke sekolah sampai empat kali. Untungnya, Nobita memiliki Doraemon yang siap membantunya. 

Anak sekolah seperti Nobita inilah mungkin yang menjadi sasaran kebijakan baru Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat. Belakangan ini, kebijakan-kebijakan Gubernur NTT tengah viral di media sosial (medsos) dan menjadi headline di portal-portal berita.

Kebijakan yang pertama adalah kebijakan masuk sekolah jam lima pagi. Beberapa SMA dan SMK di Kota Kupang, NTT, tengah menjadi kelinci percobaan kegiatan belajar mengajar pukul lima pagi. 

Alasan Viktor menerapkan kebijakan ini adalah untuk membangun etos kerja yang baik. Menurut Viktor, anak-anak harus dibiasakan untuk memulai hari pagi-pagi sekali – pukul sepuluh malam sudah tidur dan pukul empat pagi sudah bangun.

Kebijakan ini dikritisi berbagai pihak karena dianggap non-sense. Kabarnya, sih, kebijakan ini diterapkan hanya berdasarkan masukan lisan yang disampaikan oleh Pak Viktor. Tidak ada kajian akademik yang menjadi landasan diberlakukannya sekolah jam lima pagi.

Baca juga :  Soldiers and Politactical Gambit

Kebijakan kedua yang juga ramai diperbincangkan adalah imbauan jalan kaki untuk tekan inflasi daerah. Sebenarnya, imbauan ini sudah diedarkan sejak November 2022 tetapi baru disoroti sekarang mengikuti kontroversi sekolah jam lima pagi.

Salah Besar Majukan Jam Sekolah

Ada hal menarik lho dari kasus ini. Kalian tahu tidak bahwa Pak Viktor ini merupakan kader Partai NasDem? Melihat NasDem yang sedang gencar-gencarnya membangun elektabilitas dan popularitas di tingkat nasional untuk menyambut Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, kok bisa sih kadernya di daerah justru dibiarkan berulah?

Katz dan Mair melihat bahwa partai politik itu memiliki tiga wajah. Dalam tulisan mereka The Evolution of Party Organizations in Europe: The Three Faces of Party Organization, partai politik memiliki wajah, yakni party in central office, party in public office, dan party on the ground. 

Pengorganisasian partai dalam tiga wajah ini seringkali tidak berkesinambungan. Antara DPP partai (central office), kader partai yang mengemban jabatan publik (public office), dan ranting-ranting partai di daerah (on the ground) kadang punya arah gerak sendiri-sendiri.

Agaknya, hal ini jugalah yang sedang terjadi dengan NasDem di tengah hiruk-pikuk kebijakan Gubernur NTT. Pak Viktor sedang viral karena hal buruk. Kebijakan-kebijakan yang ia ambil mendapatkan pandangan miring dari publik. 

Di lain sisi, NasDem sedang sibuk bersafari politik ke sana ke mari bersama bakal calon presidennya (bacapres) untuk membangun citra politik yang baik. Saking sibuknya berpolitik di pusat, NasDem mungkin sampai lupa dengan kadernya di daerah.

Yah, untuk Pak Surya Paloh dan DPP NasDem, jangan hanya fokus mengurus Pak Anies di pusat dong. Kadernya di daerah juga diperhatikan. Jangan sampai ada Viktor-Viktor lainnya di tahun-tahun yang strategis seperti ini. Hehe~ (A89)

Baca juga :  Soldiers and Politactical Gambit

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Safari Politik Prabowo Mulai dari Atas?

Momen Lebaran akhir April lalu rupanya digunakan Prabowo Subianto, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, untuk bersilaturahmi ke kediaman berbagai kolega dan temannya. Adapun beberapa tempat yang ia kunjungi adalah kediaman Joko Widodo (Jokowi), Mahfud MD, Wiranto, AM Hendropriyono, dan lainnya. Apakah safari politik Prabowo berbalutkan sowan dimulai dari kunjungan ke para elite?

Ganjar Perlu Branding Politik Baru?

Pada 21 April 2023, Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri, resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden (capres) usungan partai. Padahal, baru Maret lalu, Ganjar mengalami blunder hebat akibat pernyataannya mengenai Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia. Karena itu, pantas kita pertanyakan, bisakah PDIP pertahankan titel king maker dengan capres pilihannya?

Rumor Reshuffle, Anies Akan Hilang Lagi?

April lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambahkan jabatan Wakil Menteri Kominfo (Wamenkominfo) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2023. Akibatnya, isu reshuffle kabinet pun kembali muncul. Mungkinkah ini jadi sentilan reshuffle selanjutnya pada Partai Nasdem, dan Anies?