Site icon PinterPolitik.com

Nadiem Bukan Menteri ‘Anti-sosial’?

Nadiem Bukan Menteri ‘Anti-sosial’

Menteri Pendidikan dan Kebudayan (Mendikbud) Nadiem Makarim. (Foto: Getty)

“One the most important things about social media is knowing when to put the phone down and experience your life” – Taylor Swift, penyanyi asal Amerika Serikat (AS)


PinterPolitik.com

Gengs, menurut kalian, dengan cara apa sih pemimpin itu menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat? Kalau menurut mimin sih, ya dengan cara mengikuti aktivitas yang masyarakat lakoni.

Misal nih, zaman dulu saat aktivitas masyarakat berburu, maka pemimpin yang baik adalah mereka yang mau bergabung dalam tim pemburuan. Namun, saat lakon masyarakat beralih di zaman peperangan, maka pemimpin yang keren tuh ya mereka yang bersedia turun ke medan perang – nggak hanya ongkang-ongkang di atas kursi kerajaan.

Makanya, pemimpin kayak Henry V dari Britania dan Leonidas dari Sparta sangat terkenal sebagai pemimpin paling perhatian dengan masyarakatnya. Sampai-sampai, abadi hingga kini.

Sebaliknya, pemimpin yang nggak paham aktivitas masyarakat, mereka akan cenderung lebih banyak dibenci dan dihujat. Nggak percaya? Tanya aja sama Henry IV yang bisanya cuman kasih perintah dari atas singgasana.

Oleh sebab itu, kalau pemimpin sekarang mau dianggap bijak dan baik, ya minimal harus paham dengan aktivitas masyarakat kini dongcuy. Setidaknya, dari pemahaman itu, pemimpin-pemimpin demikian nggak gagap dan pastinya lebih mengetahui apa yang dikeluhkan masyarakat.

Nah, karena zaman sudah berubah menjadi serba digital, maka pemimpin sudah sepatutnya turut membuka diri terhadap media sosial (medsos) juga. Secara, di medsos, ragam omongan mulai yang santun sampai yang sarkas terpampang jelas.

Jadi, di medsos, benar-benar keluh kesah masyarakat tuh terejawentahkan. Tentu saja, ini bisa menjadi lahan basah bagi pemimpin melakukan hearing toh. Apalagi, bagi pemimpin yang mengklaim dirinya sebagai representasi jiwa kekinian alias millennial, hukumnya hampir wajib deh merambah diri di dunia medsos.

Tampaknya hal itu yang sedang dipikirkan oleh Mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makariem, yang kemarin telah kelihatan tampangnya di dunia Instagram lewat akun pribadinya @nadiemmakarim.

Wih, kabar baik dong ini tentunya. Minimal kita yang berkeluh kesah terkait dunia pendidikan tuh nggak repot mau mengungkapkan unek-unek seputar sistem pembelajaran.

Lagian, bagi Mas Nadiem, juga pembuatan Instagram ini menguntungkan toh. Seperti yang diakuinya lewat siaran langsung bersama Deddy Corbuzier, bahwa agar ia mampu mengetahui secara real dampak dari kebijakan yang ia keluarkan, terutama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di masa pandemi ini.

Nah, karena dalam Instagram, Mas Nadiem tuh posisinya newbie atau amatir, maka mimin coba kasih tahu supaya nggak kaget aja sih bahwa dunia medsos apalagi Instagram itu agak kejam lho, Mas. Secara, ini ruang terbuka yang mempertemukan banyak karakter dan tipologi orang yang berbeda, mulai yang santun sampai barbar sekalipun. Hehe.

Jadi, Mas Nadiem jangan sampai kebawa baper. Cukup baca aja tuh komentar mereka di posting-an Anda. Kalau ada yang perlu dibalas, ya dibalas sekadarnya saja. Sebab, semakin meladeni mulut netizen negara ber-flower ini, maka nggak akan ada habisnya.

Kalau yang komen ngawur tuh banyak dan, apabila Mas Nadiem takut dicap anti-kritik, saran mimin sih dinonaktifkan saja kolom komentar. Ini penting dipahami lho,karena akun Mas Nadiem sudah pada banyak yang ngomentarin.

Pokoknya ingat, Mas, dalam dunia Instagram, tidak ada yang buas selama Anda menanggapinya dengan cerdas. Pasti Mas Menteri lebih pahamlah. Lha wong Mendikbud kok. Hehe. (F46)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Exit mobile version