Site icon PinterPolitik.com

Nadiem and the Shadow Organization

nadiem and the shadow organization

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim membeberkan sejumlah agenda prioritas di bidang pendidikan dan kebudayaan dalam kegiatan bertajuk “Kick Off G20 on Education and Culture” pada 9 Februari 2022 lalu. (Foto: Humas Kemdikbudristek)

Menteri Pendidikan, Kebudayan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menjadi sorotan publik setelah menjelaskan sebuah “organisasi bayangan” (shadow organization) yang ada di kementeriannya. Siapa mereka yang ada di dalam shadow organization ini?


PinterPolitik.com

“Shadows, shadows, in the world we living on” – Nidji “Shadows” (2007)

Ada sebuah fakta menarik dari umat manusia. Banyak kebudayaan dan peradaban manusia selalu mengontraskan dua hal, yakni cahaya dan kegelapan.

Dalam agama, misalnya, kebenaran akan Tuhan selalu dianggap sebagai cahaya petunjuk bagi umat manusia. Kata nur dalam agama Islam, contohnya, juga memiliki makna sebagai cahaya yang merupakan petunjuk Allah – konsep lawan dari dzulumat (kegelapan).

Tidak hanya agama Islam, konotasi positif dari cahaya juga eksis dalam agama Kristen dan Katolik. Yesus dilihat sebagai cahaya dunia dan kehidupan bagi mereka yang merupakan orang percaya.

Hmm, tapi, kenapa kita manusia begitu suka dengan cahaya dan begitu takut dengan kegelapan? Bahkan, seakan-akan, kegelapan merupakan simbol dari keadaan kehilangan, tersesat, kejahatan, dan kedangkalan hati.

Rupanya, para ilmuwan – salah satunya Martin Antony (profesor psikologi di Ryerson University) – menilai bahwa sifat ketakutan kita pada kegelapan merupakan warisan evolusi yang kita dapatkan dari manusia-manusia prasejarah. Ya, gimana nggak? Dalam kegelapan, risiko untuk diserang predator menjadi jauh lebih signifikan.

Mungkin, inilah mengapa segala sesuatu yang bergerak dalam kegelapan kerap dianggap sebagai ancaman yang – bisa saja – tak terduga datangnya. Wajar saja bila istilah-istilah seperti shadow organization (organisasi bayangan) menjadi terdengar menyeramkan dan mencurigakan.

Hydra dalam film Captain America: The Winter Soldier (2014), misalnya, menjadi organisasi bayangan yang berhasil menyusupi lembaga S.H.I.E.L.D. Ini membuat lembaga rahasia tersebut menjadi kehilangan arah dan merepotkan Captain America alias Steve Rogers dkk.

Nggak hanya Hydra dalam film-film Marvel, organisasi bayangan juga muncul sebagai ancaman di franchise film Mission Impossible. Ethan Hunt dan Impossible Missions Force (IMF) akhirnya harus menghalau organisasi The Syndicate yang bergerak secara rahasia di komunitas intelijen Amerika Serikat (AS).

Namun, nggak semua yang bergerak dalam bayangan dan kegelapan itu buruk kok. Bisa jadi, itu hanya insting kita sebagai manusia yang terbiasa menjadi mangsa hewan-hewan predator.

Batman, misalnya, justru menjadi pahlawan sekaligus vigilante yang berusaha menyelamatkan Kota Gotham dari tingkat kriminalitas yang begitu tinggi. Bruce Wayne – sosok di balik topeng Batman – mungkin sadar bahwa bergerak di bawah cahaya merupakan hal yang sulit untuk menyelamatkan kota tercintanya itu.

Hmm, kenapa ya Batman hanya percaya dengan Komisioner Gordon di Kepolisian Gotham (GCPD)? Salah satu alasannya adalah bagaiman GCPD sendiri sudah masuk dalam lingkaran korupsi politik – membuat kondisi menjadi sulit bagi Wayne untuk bergerak secara terang-terangan tuh.

Ini mungkin menggambarkan bagaimana, di situasi yang begitu pelik, cara-cara non-konvensional menjadi cara yang paling memungkinkan untuk dijalani. Boleh jadi, atas dasar inilah, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim akhirnya menceritakan bagaimana terdapat sebuah “shadow organization” dalam membuat kebijakan di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).

Dalam dunia pemerintahan dan pengambilan kebijakan, birokrasi yang sifatnya politis bisa aja jadi hambatan dan tantangan bagi Nadiem untuk merumuskan kebijakan yang lebih efisien dan efektif. Apalagi, sebagai pebisnis di bidang teknologi, Mas Menteri – begitu sapaan akrab Nadiem – punya perspektif yang berbeda dalam mencapai efisiensi dan efektivitas tersebut.

Mengacu pada tulisan Donald Grunewald yang berjudul Businessmen Must Get Active in Politics, efektivitas dan kualitas pemerintahan bisa dicapai dengan orang-orang yang tepat. Dalam hal ini, pebisnis seperti Nadiem bisa jadi memberikan sumbangsih yang dibutuhkan untuk mencapai itu.

Pendapat yang sejalan juga diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Application and Cyber Watch (ACW) Imad Aziz. Menurut Imad, apa yang dipaparkan oleh Mas Mendikbudristek di forum internasional terkait shadow organization hanyalah gambaran sinergisitas yang terjadi antara Kemdikbudristek dan vendorvendor-nya.

Justru, menurut Imad, banyak hasil dan karya yang sudah berdampak di dunia pendidikan Indonesia. Nadiem merupakan disruptor di dunia bisnis dan bakal menjadi disruptor di dunia pendidikan guna mereformasi sistem pendidikan Indonesia. 

Maka dari itu, Imad menilai menjadi wajar apabila banyak perdebatan kemudian muncul. Layaknya Batman yang bergerak di kegelapan sebagai vigilante – atau mungkin disruptor di Gotham, apapun yang tidak konvensional memunculkan ketakutan atas dasar ketidaktahuan. Bukan begitu? (A43)


Exit mobile version