Site icon PinterPolitik.com

Musuh Biru PDIP Bertambah?

Musuh Biru PDIP Bertambah?

Ketua DPR Puan Maharani berfoto bareng Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketum NasDem Surya Paloh (Foto: Instagram/@puanmaharaniri)

“Ya, biru itu dulu warna Belanda. Kalau sekarang kan ada warna biru lainnya juga ya. Anies kan banyak warna biru,” – Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDIP


PinterPolitik.com

Komentar Sekretaris Jenderal PDIPerjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyinggung adanya partai yang bergabung ke dalam barisan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetapi kini telah lepas menjadi sorotan. 

Meskipun saat itu Hasto tidak menyebut langsung partai yang dimaksud, pernyataan kalau partai yang telah mengusung calon presiden sendiri itu mengerucut pada satu partai yang identik dengan warna biru. 

Sebagian warganet langsung mengasosiasikan apa yang dimaksud Hasto itu berkaitan dengan Partai Nasdem yang baru saja mendeklarasikan Anies Baswedan. Hal ini wajar – apalagi lambang Nasdem sendiri kan identik dengan warna biru. 

Merah dan Biru Ditakdirkan Berseteru?

Hmm, kok terkesannya jadi perang warna ya? Kenapa PDIP yang identik dengan warna merah selalu berseteru dengan partai yang punya warna khas biru ya? Sebelum Nasdem, konflik politik PDIP intens dengan Partai Demokrat yang juga identik dengan warna biru. 

Jika dipikir-pikir, seharusnya kan warna itu punya makna yang netral dan universal. Namun, entah kenapa manusia mempunyai kecenderungan untuk memberikan makna tersendiri bagi warna? 

Secara filosofis, warna dapat diartikan sebagai spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna. Kemudian, melalui fisika, ditemukanlah kalau panjang gelombang rupanya menentukan variasi yang selanjutnya akan membentuk berbagai warna. 

Bagi sebagian orang awam, mungkin warna tidak begitu berarti karena hanya menjadi pembeda antara satu dengan yang lain. Namun, bagi seorang seniman, pemilihan dan perpaduan warna tentu sangat menentukan hasil karya mereka. 

Bahkan, sejarah manusia memperlihatkan kepada kita kalau warna dapat ditemukan dalam berbagai spektrum kehidupan, termasuk politik. Dan, dalam politik, warna dikonstruksikan menjadi salah satu identitas partai politik. 

Dalam salah satu artikel Kumparan yang berjudul Asal Mula Warna Politik Biru dan Merah di Amerika Serikat, dijelaskan bahwa warna – khususnya warna merah dan biru sudah lama menjadi simbol politik di Amerika Serikat (AS). 

Merah sering mewakili Partai Republik, dan biru untuk Partai Demokrat. Hal ini dimulai pada akhir 1800-an dan awal 1900-an, yakni ketika Republik sering kali berwarna merah dalam sistem kampanye dan Demokrat sebaliknya. 

Hmm, bagi penggemar sepak bola, ilustrasi ini bisa kita andaikan dengan pertarungan sepak bola deh. Ambil contoh Persija dan Persib. Dua klub sepak bola ini juga mengasosiasi militansi mereka dengan dua warna merah dan biru. 

By the way, jika kita agak kritis, seharusnya identitas dalam ranah politik dapat dikonstruksikan dalam bentuk yang lebih esensial dibanding sekedar warna loh karena persoalan warna ini telah usang dan tidak menguntungkan rakyat.

Sebaiknya, parpol lebih fokus memperdebatkan hal-hal yang bersentuhan dengan raison d’etre,  yakni memberikan dampak langsung kepada masyarakat dari hasil kerja-kerja politiknya.

Alangkah lebih baik jika yang menjadi pembeda antarpartai adalah platform dan gagasan yang akan diperjuangkan mereka. 

Dengan begitu, kita dapat melihat partai bisa mendebat tentang apa yang telah mereka kerjakan untuk rakyat. Warna biarlah menjadi pelengkap – seperti anak-anak yang menyanyikan lagu “Balonku Ada Lima

Hmm, tapi kurang seru juga ya kalau dua biru lawan satu merah, gak adil dong? Kata orang-orang sih, sebenarnya ada satu lagi merah kecil yang mau bantu, tapi keburu dipecahin sama merah yang besar. Jangan pikir itu PSI ya. Upps. Hehehe. (I76)


Waspadai Operasi Intelijen Nasdem: Akan Masuk 3 Besar di 2024?
Exit mobile version