“I am loyal to that throne, no matter who sits on it” – Okoye, Black Panther (2018)
PinterPolitik.com
Kita mau tanya nih. Bagaimana pendapat kalian mengenai loyalitas – terkhusus buat yang aktif berkumpul? Apakah loyalitas memang perlu dalam sebuah organisasi?
Barang kali, petikan kalimat dalam film Black Panther yang berbunyi, “I am loyal to that throne, no matter who sits on it,” bisa membantu kasih jawaban. Quote itu berarti loyalitas terhadap organisasi sangat penting meski menggunakan kata-kata throne atau tahta, bahkan, walaupun orang yang menjadi pimpinan organisasi sedang berada pada titik memilukan.
Nah, kalau kita menyimak saksama kondisi pemerintahan kita, tampaknya itulah yang sedang terjadi sekarang, cuy. Mimin ngerasain kok. Apalagi, pas lihat dinamika saat ada rilis hasil survei elektabilitas partai yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia.
Di situ, ternyata ada penurunan elektabilitas PDIP sebagai partai yang berhasil mengorbitkan kadernya jadi presiden tuh. Simak saja deh perkataan Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi ini, “Survei kami pada Februari, elektabilitas PDIP 29,8 persen. Pada Mei, turun menjadi 22,2 persen.”
Tentu, PDIP langsung berkomentar dong. Lewat Maruarar Sirait, PDIP menganggap kalau survei begitu-an di-bikin santai saja. Ya, meskipun memang diakuinya bahwa kalau toh ada penurunan elektabilitas itu, maka ini tidak bisa dipisahkan dari turunnya kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam penanganan Covid-19.
Tapi, kerennya, Maruarar – mirip kayak quote dari Okoye di film Black Panther (2018) – dengan percaya diri menyebut hasil survei itu hanya menunjukkan penurunan angka saja – bukan berarti turun klasemen – dan PDIP tetap mengapresiasi kerja keras Presiden kok. Ini bukan soal siapa pemimpinnya, melainkan soal bagaimana kebutuhan wong cilik dipenuhi.
Lantas, di mana urusan loyalitasnya sih? Nah begini, cuy, akhir-akhir ini kalian sadar nggak sih kalau PDIP ini cenderung ofensif banget ke Pak Presiden? Coba deh ditarik ke belakang beberapa pemberitaan yang tersebar di lini masa.
Mulai dari Masinton Pasaribu yang geger soal Peraturan Presiden Pengganti Undang-undang (Perppu), Adian Napitupulu yang punya polemik dengan Erick Thohir, hingga Puan Maharani yang sempat menaikkan bendera kritis terhadap pemerintah.
Lagian nih, dalam statement-nya Maruarar, kok mimin gak menemukan kata-kata yang menunjukkan kalau PDIP tetap berada di belakang Jokowi ya? Apa jangan-jangan omongan Maruarar ini cuman buat ‘pengadem’ saja nih.
Mimin curiga saja sih kalau-kalau PDIP memang berencana vis-a–vis Jokowi. Setelah mimin amat-amati, memang tren PDIP di tahun kedua pemerintahan Jokowi ini berbeda jauh dengan tahun pertama.
Kalau tahun pertama kan mesra nih. Namanya juga bulan madu habis menang pemilihan kan. Nah, di tahun kedua ini, PDIP lebih terlihat masa bodoh dengan kemesraan dulu gitu deh.
Kalau pengen ngegas, ya ngegas aja gitu. Nggak pakai sungkan-sungkanan. Prediksi mimin sih – kayak hubungan – kalau nggak keburu diperbaiki bisa jatuh talak kan. Jadi, kita tonton sajalah ke mana arah larinya si moncong putih ini. Hehehe. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.