“Ambisi politik tentu wajar saja, selama pandai menginsyafi batasan etika” – Najwa Shihab, jurnalis asal Indonesia
Beberapa waktu lalu, ada kejadian yang menarik nih, cuy – tepatnya saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Sumatera Utara (Sumut) untuk meninjau pembangunan kawasan lumbung pangan (food estate) di sana. Nah, apa yang membuat menarik adalah ternyata bukan Prabowo Subianto yang digandeng presiden – melainkan Luhut B. Pandjaitan yang terlihat bercengkerama dan berbareng dengan Presiden.
Ini dibilang menarik karena sebelumnya kita semua sering kali mendengar nama Pak Prabowo disebut sebagai pihak yang bakal mengurus proyek lumbung pangan. Bahkan saat dulu ada tarik ulur dengan Syahrul Yasin Limpo (SYL), nama Pak Prabowo yang diunggulkan.
Pun sering kali lho Presiden menekankan bahwa tugas pembangunan proyek food estate akan di bawah tanggung jawab Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Alasannya sih urusan pertahanan tuh nggak cuma babagan perang dan lain-lain, melainkan juga harus bertanggung jawab soal ketahanan pangan Indonesia.
Namun, akhir-akhir ini kok kayaknya peran mengurus ketahanan pangan mulai bias deh – apalagi presiden sekarang lebih sering jalan bareng Pak Luhut, cuy.
Pendapat pun menggema antara apakah urusan food estate bakal diserahkan ke Pak Luhut atau masih dipegang Pak Prabowo. Kalau tetap dikendalikan Pak Prabowo, ya mungkin keberadaan Pak Luhut kemarin yang menemani Presiden tuh hanya sekadar jalan-jalan biasa.
Mungkin saja toh Presiden sedang butuh teman yang lebih pengalaman soal proyek beginian. Namun, andai kejadian kemarin tuh menandakan proyek food estate hendak diberikan kepada Pak Luhut, ceritanya kok mirip-mirip Moto GP nih? Ada pebalap yang menikung di belokan akhir sebelum finish, cuy.
Ngomong-ngomong, memang Pak Luhut jago lho soal politik ‘main belakang’ atau dalam Moto GP ‘menyalip dari tikungan’. Kita ingat betul dong dengan pendapat pengamat politik dari Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara, yang bilang bahwa Pak Luhut adalah orang yang mengendalikan Istana.
Nah, jangan-jangan memang Pak Luhut sedang memperagakan strategi tersebut, cuy. Kalau benar yang mimin sangkakan, berarti bisa saja proyek pembangunan food estate nggak hanya babagan ketahanan pangan, melainkan juga bakal digunakan buat ladang menarik investasi sih.
Mimin jadi kasihan nih dengan Pak Prabowo. Secara, kayaknya pihak Kemenhan sudah kelihatan percaya diri banget bakal memegang kendali utama atas proyek berjangka panjang nan menggiurkan ini. Eh, tiba-tiba datang sosok Pak Luhut yang merupakan koordinator bidang investasi Indonesia. Bisa berubah deh rencana yang sudah dicanangkan oleh Pak Prabowo dan jajarannya.
Makanya deh, Pak Prabowo, kalau belum mencapai finish semua hal pasti ada kemungkinan berubah. Apa Pak Prabowo nih perlu sekali-kali nonton balapan Moto GP ya, cuy. Hehe. (F46)