“Pasangan yang serasi memimpin Indonesia. Jokowi-Ma’ruf, pasangan umara dan ulama” – Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar
Kepulangan Habib Rizieq Shihab (HRS) kemarin bisa dibilang merupakan momen yang paling ditunggu-tunggu bagi sebagian masyarakat Indonesia. Gimana nggak? Kegiatan penjemputan HRS pun berlangsung sangat padat dan ramai – membuat Bandara Soekarno-Hatta Jakarta menjadi sulit diakses oleh banyak orang.
Saking ditunggu-tunggunya nih, Front Pembela Islam (FPI) dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 kemarin sampai melakukan arak-arakan untuk HRS dari Cengkareng menuju Petamburan – di mana markas FPI berdiri – lho.
Kabarnya, HRS pun sampai kelelahan menerima sambutan dari ribuan orang lebih tersebut. Bahkan, ada juga kabar yang bilang beliau sempat drop.
Tapi nih ya, karena saking rindunya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan langsung memutuskan untuk menemui HRS pada malam itu juga. Pak Anies dan HRS pun disebut-sebut ingin bersilaturahmi dengan satu sama lain.
Ya, sontak saja, pertemuan Anies dan Habib Rizieq ini menimbulkan pertanyaan dan kritik sih – misal terkait kemungkinan kerja sama politik dalam menyongsong tahun 2024 mendatang. Merespons pertemuan tersebut, PDIP sampai-sampai langsung meminta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian untuk mengevaluasi Anies lho. Ckckck.
Hmm, terlepas dari asumsi dan kritik tersebut, namanya silaturahmi toh pasti bermaksud baik. Hehe. Kalau kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PA 212 Novel Bamukmin, pertemuan Anies dan Habib Rizieq ini sebenarnya hanya silaturahmi antara ulama (pemilik ilmu agama yang tinggi) dan umara (pemimpin).
Silaturahmi ulama dan umara ini juga disambut baik oleh PKS lho. Politikus PKS yang sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abdurrahman Suhaimi, bilang kalau ulama dan umara itu harus saling bergandengan tangan untuk mengantarkan umat ke kesejahteraan.
Hmm, tapi nih ya, gandengan tangan ulama-umara ini kan sebenarnya sudah ada ya sekarang – bahkan sejak ramai-ramai tahun politik pada tahun 2019 kemarin. Pasangan umara-ulama seperti ini bisa ditemui di Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Wah, kalau pasangan ulama-umara bisa “menang” di Jokowi-Ma’ruf, mungkin nggak ya pasangan yang sama juga dibangun di Anies dan HRS? Hehe. Kan, dua-duanya juga pernah disebut oleh PA 212 sebagai calon presiden (capres) potensial di tahun 2024.
Lagipula, nggak ada salahnya sih buat Pak Anies dan HRS ngikutin jejak sukses Jokowi-Ma’ruf. Kan, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dulu juga bilang kalau Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf adalah pasangan serasi karena merupakan pasangan ulama dan umara.
Ya, namanya juga politik. Tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia penuh kepentingan ini. Namun, bukan nggak mungkin Anies dan HRS nanti harus menghadapi sejumlah masalah sih.
Anies, misalnya, bisa jadi sebagai umara akan memiliki pengaruh politik yang besar. Di sisi lain, HRS sebagai ulama yang berpengaruh juga memiliki kekuatan politik – terlihat dari bagaimana kemampuan mobilisasi massa yang dimilikinya.
Kalau begitu caranya, bisa aja nanti ada dua matahari kembar dong bila mereka berdua jadi berpasangan untuk Pilpres 2024. Wah, mungkin nggak ya salah satu dari mereka – baik Anies maupun HRS – mengalah pada satu sama lain? Hehe. (A43)