“Kerja keras dan kerja cerdas dapat memastikan keberhasilan, namun giving atau sedekah dapat memudahkannya” – Chairul Tanjung, Pengusaha asal Indonesia.
Cuy, dalam bertutur kata, tentu ada baiknya kalau kita memperhatikan apa esensi atau makna kalimat yang akan kita ucapkan ya. Lebih-lebih, ada baiknya jika mempertimbangkan apakah kalimat tersebut akan menyakiti orang di sekitar kita atau tidak.
Masyarakat biasa seperti kita saja alangkah lebih baik jika memperhatikan hal tersebut – apalagi sekelas pejabat negara ya, cuy. Beeh, harus lebih elegan kalau ngomong pastinya, kan seorang tokoh dan pejabat publik. Hehehe.
Namun, kelihatannya hal tersebut sama sekali tidak diperhatikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, cuy. Pasalnya, doi kedapatan sudah terlihat beberapa kali mengeluarkan statement yang kurang lebih sama, yaitu mempermasalahkan pernikahan yang terjadi antarkeluarga miskin.
Kali ini, doi berseloroh seperti itu ketika mengisi webinar yang diselenggarakan oleh Kongres Wanita Indonesia (Kowani), gengs. Niatnya sih menjelaskan soal lingkaran siklus pembangunan manusia dan kebudayaan Indonesia.
Namun, ada salah satu topik yang disinggung Muhadjir tentang keluarga miskin di Indonesia saat ini. Dan, menurut Pak Muhadjir, jumlah keluarga miskin yang masih tinggi di Indonesia salah satu penyebabnya tidak terlepas dari pernikahan sesama keluarga miskin.
Yang lebih menyakitkan nih, dari struktur kata yang dilontarkan oleh Pak Muhadjir tuh seperti ini, gengs, “Sesama keluarga miskin besanan, kemudian lahirlah keluarga miskin baru.” Behh, dari kalimat ini, kesannya kok menyalahkan masyarakat yang kondisi ekonominya rendah alias miskin gitu loh.
Duhhh, sedih banget nih kita, Pak. Masa sekelas pejabat negara kok berseloroh seperti itu? Harusnya, kan, sekelas pejabat itu berpikir bagaimana mengeluarkan kebijakan agar dapat mengentas kemiskinan yang menimpa mereka. Bukan seakan melempar statement yang tendensius seperti itu.
Sebentar nih, Pak, kita masih husnuzon aja nih. Makanya kita mau tanya, niat bapak ber-statement seperti itu apa sih?
Lagian nih, apa Pak Muhadjir gak tahu bahwa tidak sedikit loh dari mereka yang berasal dari keluarga biasa bahkan dikatakan miskin tetapi – berkat kerja keras dan banting tulang – akhirnya menjadi kaya raya?
Pak Muhadjir apa nggak baca bukunya Pak Chairul Tanjung? Doi sampai sudah mengeluarkan buku tentang kehidupannya sebelum sukses seperti sekarang loh. Mimin kasih tahu deh judul Chairil Tanjung si Anak Singkong.
Hmm, selain itu, apa Pak Muhadjir nggak pernah tahu sejarah perjuangan Pak Eka Tjipta – pendiri Sinar Mas Group yang dulu sempat jualan biskuit – sebelum mempunyai kerajaan bisnis seperti sekarang?
Hmm, ayo dong, Pak, think smart dan munculkan kebijakan yang berorientasi mengentas kemiskinan. Jangan malah melempar statement panas yang tendensius seperti ini. Hadeuh. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.