“Pertama amat disayangkan efikasi vaksin sinovac hanya 65 persen yang seharusnya minimal 80 persen”. – Mardani Ali Sera, Ketua DPP PKS
Presiden Jokowi telah jadi orang yang pertama divaksin. Ini terkait program vaksinasi yang dibuat pemerintah untuk mengatasi pandemi Covid-19. Vaksinasi ini kemudian diikuti oleh pejabat, menteri dan beberapa figur publik serta artis.
Hmm, soal para artis nih menarik juga sih. Berasa kayak buzzer atau influencer gitu nggak sih? Jadinya bisa meyakinkan masyarakat untuk ikut divaksin. Apalagi kalau beneran dapat bayaran jadi yang divaksin pertama. Uppps. Tapi itu masih gosip dan spekulasi netizen ya.
Baca juga: Artis, Senjata Pamungkas Vaksinasi Jokowi?
Yang bikin masyarakat menaruh konsen lebih terkait vaksin ini adalah perbedaan nilai efikasi, khususnya untuk vaksin yang diproduksi oleh produsen asal Tiongkok, Sinovac. Buat yang belum tahu, efikasi adalah nilai yang menunjukkan apakah vaksin mampu mencegah penyakit secara signifikan atau tidak.
Nah, untuk vaksin buatan Sinovac, efikasi yang dikeluarkan oleh BPOM adalah 65,3 persen. Angka ini berbeda dengan vaksin Sinovac yang diujikan di Turki yang efikasinya mencapai 91 persen. Sementara, di Brasil angkanya hanya 50,4 persen.
Wih, kok bisa beda-beda ya? Trus yang di Brasil itu mepet banget loh sama standar minimal efikasi vaksin yang dikeluarkan WHO yang ada di angka 50 persen.
Menurut para ahli sih tingkat efikasi ini nggak masalah selama ada di atas standar minimal yang dipatok oleh WHO. Selain itu, karakter subjek uji di tiga negara ini juga beda-beda, sehingga pada akhirnya angka yang dihasilkan juga berbeda-beda.
Hmm, cuma yang jadi persoalan adalah gara-gara publikasi tentang efikasi vaksin ini, masyarakat jadi takut untuk divaksin. Lha iya, apalagi kalau bandingin dengan vaksin-vaksin buatan produsen dari Amerika Serikat macam Pfizer dan Moderna yang mengklaim tingkat efikasinya di atas 90 persen. Jelas aja masyarakat jadi was-was bakal dikasih vaksin yang mana.
Oleh karena itu, emang jadi tugas besar nih buat Kementerian Kesehatan dan pemerintah secara keseluruhan agar bisa menjelaskan kepada masyarakat terkait persoalan efikasi ini. Soalnya ini penting banget loh kalau memang pemerintah ingin masyarakat sadar akan pentingnya vaksinasi Covid-19.
Apalagi soal komunikasi ini kan jadi masalah yang kerap terjadi pada Menkes yang sebelumnya. Jadi mungkin Pak Budi Gunadi Sadikin – yang habis dicecar sama DPR, uppps – bisa mengondisikan hal ini agar keluaran persepsi yang didapatkan dari masyarakat bisa lebih positif lagi. (S13)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.