Site icon PinterPolitik.com

‘Mimpi Korea’ Jokowi Masih Jauh?

mimpi korea jokowi masih jauh

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) (kiri) memberikan keterangan pers bersama Presiden Republik Korea atau Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul, Korsel, pada akhir Juli 2022 lalu. (Foto: BPMI Setpres)

Berbagai kemajuan yang digapai oleh Korea Selatan (Korsel) – mulai dari produk-produk budaya populer hingga ilmu pengetahuan dan teknologi – seakan-akan membius banyak orang, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mampukah Indonesia mengikuti langkahnya?


PinterPolitik.com

“Keinginan untuk menjadi negara maju itu harus. Dengan cara apapun, harus” – Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Iron Man bisa dibilang menjadi salah satu pahlawan super yang menjadi favorit banyak orang. Tony Stark – tokoh yang berada di balik topeng Iron Man – bisa dibilang merupakan salah satu karakter yang paling cemerlang di kisah-kisah Marvel.

Gimana nggak? Meski memiliki kekayaan yang melimpah, Stark terkenal dengan kecerdasannya untuk mengembangan hal-hal baru di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkat kecerdasannya, Stark mampu membuat kostum baja yang akhirnya membuat dirinya mampu menyelamatkan dunia.

Namun, kemampuannya untuk membuat kostum baja ala Iron Man itu tidak begitu saja muncul. Tentu, untuk membuat kostumnya dapat bekerja, Stark harus melakukan berbagai uji coba dan pencarian formula yang tepat. 

Dan, tak jarang, Iron Man harus melalui kegagalan dalam mengembangkan kostumnya. Ya, itulah kegunaan dan pentingnya riset dan penelitian – agar bisa menemukan jawaban yang paling mutakhir. Bahkan, Stark pun akhirnya mampu mengembangkan teknologi nano (nanotechnology).

Nah, apa yang dikisahkan dalam film dan komik Iron Man juga eksis di dunia nyata. Karena penelitian dan riset yang terus dilakukan, teknologi yang dimiliki umat manusia saat ini bisa hadir di sekeliling kita.

Teknologi semikonduktor – atau juga dikenal sebagai microchip, misalnya, merupakan salah satu komponen esensial dalam memproduksi produk-produk elektronik. Perkembangan semikonduktor pun semakin penting untuk dilakukan di tengah tuntutan zaman yang meminta agar barang-barang elektronik semakin canggih dengan tren digitalisasi.

Agar gawai elektronik makin mudah dibawa dan digunakan, misalnya, tuntutan untuk membuat produk-produk yang lebih kecil terus bermunculan. Alhasil, microchip yang lebih sederhana tetapi canggih terus diciptakan – melalui penelitian dan riset lebih mendalam.

Keberhasilan Taiwan mengembangkan industri semikonduktor ini tentunya tidak lepas dari peran pemerintahnya. Mengacu ke tulisan Patrick Windham berjudul The Taiwanese Approach, pemerintah Taiwan mulai beralih fokus ke industri ini sejak tahun 1970-an. Bahkan, pendanaan dan anggaran yang besar dilakukan hingga akhir tahun 1990-an.

Wah, totalitas ya kalau mau melakukan perkembangan yang lebih signfikan. Layaknya Stark, pemerintah Taiwan pun menuangkan tenaga dan biaya yang besar untuk lompatan besar (leapfrog) dan kemajuan dirinya.

Nah, mungkin, inilah kenapa Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam pidatonya di Muktamar XVIII Pemuda Muhammadiyah 2023 di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Pak Jokowi bilang kalau Indonesia harus bisa melakukan lompatan besar (leapfrog) layaknya Taiwan, Korea Selatan (Korsel), dan Jepang.

Ya, mungkin, dengan mimpi besar yang dimiliki Pak Jokowi itu, pemerintah barang kali akan mulai berfokus untuk meningkatkan penelitian dan riset lebih lanjut supaya Indonesia memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih maju. Ya, semoga aja-lah Indonesia bisa jadi negara maju juga.

Saking inginnya agar Indonesia bisa maju nih, seluruh lembaga penelitian dan riset dilebur menjadi satu tuh di bawah naungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Anggarannya tahun ini pun nggak main-main, yakni sebesar Rp6,4 triliun – sedikit lebih kecil lah ya dibanding tahun 2018 mencapai Rp26 triliun.

Ya, semoga aja kita bisa melompat – atau juga mungkin terbang layaknya Iron Man – dengan anggaran segitu ya. Itupun kalau nggak habis buat biaya-biaya operasional seperti berlangganan jurnal ilmiah dan belanja pegawai. Hehe. (A43)


Exit mobile version