HomeCelotehMetaverse dan Ready Player RI-1

Metaverse dan Ready Player RI-1

CEO Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan konsep Metaverse – dunia virtual tanpa batas berbentuk tiga dimensi di mana semua individu dapat berinteraksi – ketika mengumumkan perubahan nama perusahaan induk Facebook menjadi Meta. Mungkinkah ini menjadi semacam Ready Player RI-1 di Indonesia?


PinterPolitik.com

Dunia di Bumi-45 telah berubah sejak kehadiran teknologi-teknologi canggih. Bagaimana tidak? Dengan pandemi besar yang melanda penduduk alternate universe Bumi-45 – ditambah dengan perubahan dan kemajuan teknologi baru, para manusia semakin jarang bertemu langsung facetoface, termasuk masyarakat di Negara Indonesia.

Salah satu perkembangan teknologi baru yang turut mengubah kebiasaan penduduk Bumi-45 itu adalah Metaverse, sebuah dunia virtual berbentuk tiga dimensi yang tidak berbatas. Setiap penggunanya dapat bertemu satu sama lain tanpa perlu mempertimbangkan tempat dan waktu.

Dengan melihat situasi Bumi-45 yang seperti ini, muncul sebuah gagasan dari Ilham kala itu menjabat sebagai Kepala Komisi Pemilihan Undi (KPU). Ide Ilham pun akhirnya terwujud dan terlaksana, yakni untuk melaksanakan debat calon presiden (capres) di Metaverse.


Ilham: Selamat malam dan selamat datang, bapak dan ibu sekalian. Di Metaverse yang indah ini, izinkan kami membuka debat calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Acara debat akan dipandu oleh dia dan bukan yang lain, Mr. Mark Zuckerberg. I’m Ilham and here alongside me is Mark!

MarkHi, Ham. Hello everyoneI’m really really excited to be here

Sandi: Hmm, kayak pernah dengar kalimat ini.

(Mark mengaktifkan AI penerjemah milik Metaverse.)

Mark: Sebagai orang yang ikut terlibat dalam membangun Metaverse ini, saya akan membantu bapak dan ibu sekalian untuk mengikuti pagelaran debat Capres Negara Indonesia yang baru pertama kali digelar di Metaverse. Pertanyaan akan diberikan kepada calon yang dipilih secara acak dan tidak berurutan. Baik, mari kita mulai.

Baca juga :  2029 "Kiamat" Partai Berbasis Islam? 

Baca Juga: Google, Facebook, dan Twitter Mengancam Demokrasi?

Welcome to the Metaverse Mark Zuckerberg Meta Facebook

(Mark membuka secarik kertas.)

Mark: Pertanyaan pertama, bagaimana menurut Anda situasi politik Indonesia dengan kemunculan teknologi dan platform baru? Apakah teknologi baru ini membantu atau malah justru menciptakan gangguan? Silakan, Kak Ganjar.

Kak Ganjar: Kalau menurut saya, teknologi itu ada untuk membantu manusia. Sama seperti alat yang dipakai manusia purba, mereka berguna untuk tujuan tertentu. Semisal, ada tagar #LapakGanjar yang bisa ngebantu UMKM, termasuk njenengan. Kan, terbantu oleh bisnis teknologi, kan?

Mark: Hmm, gagasan yang menarik. Selanjutnya, ke Mbak Puan.

Puan: Saya menilai apapun yang membantu masyarakat pasti bagus. Jangan buat rakyat susah. Selama semua bisa tenang dan gampang, tentu tidak perlu dibuat susah. Tapi, ada syaratnya. Pemerintah perlu menjamin data pribadi masyarakat terlindungi.

Mark: Uuuh, wellPrivacy is important… Oke, bisa dilanjutkan ke Pak Prabowo.

Bowo: Teknologi baru adalah ancaman baru. Selama kita bisa mengatasi ancaman itu, kita pasti aman. Sekarang dunia adalah medan perang siber. Tapi, mengapa kita kesulitan menghalau ancaman itu? Karena kita tidak punya uang!

Mark: Oke oke. Sedikit informasi ya. Sebenarnya, saya sudah tahu lho siapa yang menang di antara bapak dan ibu sekalian. Bagaimana nggak? Saya bisa lihat dari data soal preferensi para pemilih yang menggunakan Meta. Apalagi, data penduduk Indonesia gampang sekali diperoleh. Data BPJS bocor. Data KPU bocor. Kalau datanya mudah didapatkan, ngapain pakai ada Pemilu ya? Jadi, bagaimana, bapak dan ibu sekalian?

Ganjar, Puan, Bowo, Emil, Anies, & Sandi: Waduh! 

(A43)

Baca Juga: Facebook Cs Lampaui Jokowi?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Baca juga :  Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?