“Konflik tumbuh karena ketidaktahuan dan kecurigaan” – Gordon B. Hinckley, penulis asal Amerika Serikat (AS)
Cuy, kalian pasti pernah tahu dong pepatah lama mengatakan, “Semakin tinggi pohon, semakin lebat buahnya, dan semakin kencang angin menerpanya.” Pepatah ini menyimpan penuh arti ya?
Ketika orang semakin hebat, maka karya yang diciptakan akan semakin banyak. Selain itu, kepercayaan masyarakat pun juga semakin besar, cuy.
Tapi perlu diingat bahwa cobaan, ganjalan, dan terpaan masalah juga akan semakin kencang, ya. Ini semua kelihatannya berlaku untuk kehidupan normal. Kalaupun dunia kerja, itu biasanya identik dengan dunia profesional.
Namun, dalam dunia politik, gesekan seperti ini tidak jauh berbeda. Bahkan ada yang mengatakan bahwa dunia politik lebih ngeri. Menakutkan banget ya, cuy.
Kali ini, badai menerpa Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Biasanya kalau kalian mendengar nama Erick Thohir pasti yang terlintas pertama kali di pikiran kalian pertama pasti pemilik club bergengsi di Italia yang bernama Inter Milan.
Kedua, pasti seorang pebisnis sukses dan menteri yang mentereng dengan segudang tanggung jawab di jajaran kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tapi ternyata, dibalik menterengnya nama Pak Erick, kali ini ada kabar kurang sedap yang melanda doi, cuy.
Banyak spanduk bertuliskan #ErickOut dan gambar Menteri BUMN itu terbentang di sejumlah tempat di Kota Jambi. Bahkan, spanduknya dibentangkan di beberapa kantor BUMN di wilayah tersebut.
Spanduk ini dipasang oleh pihak yang mengatasnamakan Aliansi Rakyat Jambi Menggugat. Kalau ditelisik secara sepintas, tujuannya sementara ini untuk menyatakan mosi tidak percaya pada Erick.
Padahal nih, kalau dipikir secara saksama, Pak Erick ini termasuk salah satu sosok yang dinilai kredibel dalam kabinet Presiden Jokowi. Namun, kok sampai ada tagar dan penolakan dari warga Jambi begini ya, cuy?
Tentu ini menjadi anomali tersendiri dong – terlebih Menteri Erick ini memiliki catatan segudang keberhasilan. Hmmm, menarik kan untuk dibahas.
Kalau menurut Feri Irawan sebagai perwakilan masyarakat Jambi sih, pemasangan ini merupakan bentuk kekesalan mereka lantaran BUMN yang diharapkan jadi lokomotif pemulihan ekonomi Indonesia ternyata tidak kunjung memberi manfaat bagi rakyat.
Alhasil, masyarakat Jambi menilai semua itu terjadi karena Erick bekerja dengan agenda pribadinya, cuy, bukan bekerja atas apa yang ada pada semangat Nawacita. Weleh-weleh, beneran nih, Pak Erick?
Namun, yang namanya sebuah gerakan politik tidak mungkin memberikan informasi secara utuh alias 100% terkait motif yang dilakukan ya, cuy. Dalam artian, menurut mimin, pasti ada motif lain yang masih disembunyikan kenapa gerakan ini secara mendadak muncul.
Bahkan, lebih jauh dari itu, pertanyaan yang menarik nih, kok ya gerakan #ErickOut ini muncul dari Jambi ya. Kok bukan dari daerah lain?
Apa jangan-jangan Menteri Erick punya masalah secara personal dengan masyarakat Jambi? Mungkin, kita bisa tanyakan lebih lanjut kepada rumput yang bergoyang ya, cuy. Hehehe.
Namun, sekali lagi, dalam politik tidak mungkin kalau sebuah konflik ujug-ujug muncul tanpa ada sebuah gejala awal atau percikan api terlebih dahulu ya. Hehehe. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.