“Got the whole world on lock down” – JAY Z, penyanyi rap asal Amerika Serikat
PinterPolitik.com
Hey, gengs, sadar gak sih kalau akhir-akhir ini kebijakan Indonesia terkait penanganan virus Corona atau Covid-19 ini berlarian seperti bola di kaki anak kecil? Lha, bagaimana tidak? Awal mula sepakat social distancing – ternyata masih banyak yang tidak patuh.
Lalu, mengikuti anjuran World Health Organization (WHO), frasa social distancing ini diganti menjadi physical distancing biar masyarakat paham kalau yang berjarak itu hanya fisik, bukan hubungan. Ceileh.
Nah, kalau kebijakan jarak ini dinilai tidak efektif, lantas apakah pemerintah tidak ingin mengganti dengan kebijakan lain? Lockdown, misalnya? Setidaknya kalau gak mengganti ya melengkapi.
Ada salah satu menteri yang juga kurang konsisten nih. Padahal sih doi ini udah lama banget tidak terdengar kabarnya. Bahkan, nama baiknya sudah mulai terbentuk, kan lumayan tuh buat nyapres 2024 besok.
Tahu gak siapa doi? Bener banget, gengs. Dia adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Om Prabowo ini terlihat kurang konsisten loh, guys, dalam kasus Corona kalau kita amati secara seksama, terlebih dalam kebijakan lockdown. Padahal, kebijakan ini sudah terbukti ampuh di beberapa negara – terdekat ya negara tetangga kita. Tentu pemilihan kebijakan gak kayak milih lotre yang bisa asal-asalan. Harus dipikir matang. Barangkali itu juga yang membuat Prabowo ‘maju mundur’ tentang lockdown ini. Waduh kok kayak lagunya princes Syahrini yang “maju mundu cantik ya”. Hehehe.
Di media, Pak Prabowo nih mula-mula dianggap sosok yang mendukung kebijakan lockdown. Namun, tidak tahu entah apa yang merasukinya, pada 23 Maret, om Prabowo bilang kalau lockdown bukan pilihan yang bijak.
Nih penggalan kalimat Pak Prabowo, “Ini kita tidak mau otoriter. Banyak negara lain sangat keras. Indonesia ini ingin kesadaran, self protection harus kita laksanakan.” Alasannya sih begini, “Kondisi negara itu lain-lain. Enggak bisa kita ikuti kondisi di negara lain, kondisi rakyat juga lain. Kita mikirkan kondisi rakyat kita, kondisi keadaan kita hadapi bersama.”
Baiklah, Pak. Kami menerima kalau alasan kondisi sosial dan budaya masyarakat Indonesia berbeda.
Hmm, tapi, cobalah kebijakan lockdown ini dipertimbangkan lagi. Manfaatnya kan sudah terlihat di beberapa negara lain. Ini bukan berarti kita ‘meniru’ atau ‘membeo’, tetapi semata-mata tidak ada salahnya kan kalau mencoba.
Lagian juga masing-masing negara berbeda teknis dalam penerapan lockdown ini. Ada yang total, seperti yang baru saja dilakukan India dan ada pula yang parsial atau hanya beberapa kota, seperti Spanyol.
Nanti kalau ternyata lockdown tidak efektif, ya tinggal ‘buka’ lagi wilayah kita, lalu cari langkah kebijakan apa yang tepat, seperti herd immunity. Kan lebih baik mencoba daripada setiap harinya semakin parah saja, toh? Semoga Pak Prabowo membaca tulisan ini, Amiiiin. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.