“Jika Anda ingin menang, maka milikilah sikap sebagai pemenang” – Michael Jordan, atlet basket asal Amerika Serikat (AS)
Gengs, pada prinsipnya, semua orang memiliki sisi liar. Hanya saja kadang keliaran itu bisa dikontrol oleh faktor tertentu. Misal nih, kalau mau belajar dari sepak bola, ada sosok Luis Suarez yang dulunya dikenal suka bikin onar.
Namun, sewaktu di Barcelona, tindakan yang kerap menimbulkan kecaman itu sudah berkurang lho, cuy. Penyebabnya ya karena Suarez pernah diancam oleh pihak Barcelona – apabila sampai melakukan tingkah konyol, seperti menggigit pemain lawan. Hehe.
Tidak jauh berbeda, dalam dunia perfilman juga banyak toh cerita saat orang sudah siap menerjang pertempuran tetapi tiba-tiba kendor setelah mendapat intimidasi dari pihak lawan – seperti yang terlihat dalam banyak film kolosal. Ancamannya memang berbeda-beda, sob.
Ada yang diancam akan dihabisi orang terdekatnya, dihabisi karirnya, atau bisa juga dikurangi gajinya. Pokoknya macam-macam deh cara orang mengurangi tekad rival. Biasanya, dilakukan secara dramatis sih – misal ketika Prince of Persia menjatuhkan pedangnya karena kekasih hendak disakiti.
Terlepas dari ragam cerita di atas, dalam kehidupan politik, orang berpindah sikap tuh lebih kompleks. Intimidasi bukanlah satu-satunya alasan di balik kendornya sikap orang. Mendapat tawaran yang lebih menguntungkan juga kerap menjadi motif terkuat.
Kalau nggak percaya tanya saja kepada para kandidat yang rela mundur dari kompetisi, lalu ia memilih mendukung kandidat lain. Eh, nggak tahunya, sewaktu kandidat yang didukungnya menang, ia mendapat posisi yang menguntungkan. Siapa contohnya? Banyak, cuy. Cari saja deh. Hehe.
Nah, mimin tuh khawatir hal yang sama sedang melanda salah satu tokoh pentolan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang bernama Gatot Nurmantyo. Pasalnya nih, setelah ia terlihat menggebu-gebu kala mengkritisi rezim, lha, kok tiba-tiba beredar berita yang menampilkan kalimat Pak Gatot terkait Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker) – atau dikenal juga omnibus law.
Dalam berita yang kebanyakan merujuk pada unggahan YouTube milik Refly Harun tersebut, Pak Gatot secara jelas menganggap bahwa RUU Ciptaker memiliki tujuan mulia terhadap pertumbuhan investasi di Indonesia sehingga sepatutnya UU itu ada. Ia bilang begitu ada alasannya, cuy.
Katanya sih, semua itu bermula sewaktu ia masih menjabat Panglima TNI. Dalam suatu kesempatan, ia mendengar Presiden Joko Widodo (Jokowi) kebingungan menyikapi banyaknya investor yang ragu berinvestasi di Indonesia. Usut punya usut ternyata mereka nggak yakin dengan kepastian hukum terkait jaminan keamanan dan perkembangan investasi jangka panjang.
Makanya, Presiden Jokowi ingin supaya ada satu UU khusus yang merapikan aturan-aturan semrawut supaya ada nih segelondong hukum yang siap menopang pertumbuhan ekonomi – utamanya melalui investasi.
Ya, mimin sebenarnya nggak mempermasalahkan apabila memang faktanya demikian. Apa yang bikin mimin heran adalah kok statement-nya itu muncul setelah ia selesai mendatangi Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) untuk membicarakan nasib delapan anggota KAMI yang ditahan.
Ya, terlepas dari alasan sebenarnya di balik opini beliau, sikap Pak Gatot ini kan bukan nggak mungkin memunculkan dugaan-dugaan lain di masyarakat. Apalagi, nggak sedikit dari publik merasa kecewa dengan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hmm. (F46)