HomeCelotehMenyoal Bancakan ala PDIP

Menyoal Bancakan ala PDIP

“Dulu ‘bancakan’ berarti positif, yaitu makan bareng-bareng dari satu wadah (bancak) untuk selametan” – Sujiwo Tejo, budayawan asal Indonesia


PinterPolitik.com

Siapa yang nggak senang ketika hari ulang tahunnya tiba? Hampir semua pasti merasa lebih bahagia dan ingin segera merayakannya dengan keluarga, kerabat, dan sahabat terdekat.

Bahkan nih, biasanya, orang-orang terdekat dari si birthday boy/girl tersebut akan berusaha sebisa mungkin membuat orang yang berulang tahun lebih bahagia. Misalnya nih, upaya kejutan (surprise) yang akhirnya jadi pola umum dari perayaan ulang tahun di khalayak umum.

Nggak jarang, setelah ajang kejutan dilakukan, pihak yang berulang tahun akhirnya mengajak teman-temannya untuk makan bersama alias bancakan (dalam bahasa Jawa). Hmm, siapa sih yang nggak senang kalau bisa bertemu dengan orang-orang terdekat sambil berbagi kisah satu sama lain?

Namun, momen-momen ulang tahun seperti ini tampak berlalu begitu saja tanpa terlaksana di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini. Bagaimana tidak? Demi melindungi orang-orang yang kita sayangi, justru menjadi pilihan tepat untuk tidak saling berkumpul terlebih dahulu.

Ucapan selamat ulang tahun tidak lagi dilakukan melalui acara surprise, melainkan hanya melalui instrumen komunikasi virtual seperti Zoom, Google Hangout, WhatsApp, dan FaceTime. Sebuah kebiasaan baru yang akhirnya mengubah perayaan-perayaan ini.

Tapi nih, di tengah kebiasaan baru seperti ini, kayak-nya masih ada lho yang tidak memedulikan protokol kesehatan (prokes) dan malah berkumpul-kumpul dengan jumlah orang yang banyak. Coba tebak siapa yang ulang tahunnya model begini. Hehe.

Baca Juga: Kala PDIP Bela HTI

Misteri Madam Bansos PDIP

Dia adalah sebuah partai politik (parpol) yang berlambang kepala banteng bermoncong putih lho, yakni PDIP. Kabarnya, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Bali beberapa waktu lalu melakukan kegiatan makan tumpeng bersama guna merayakan hari ulang tahun (HUT) PDIP yang ke-48 lho.

Hmm, asyik dong makan-makan. Saya juga mau deh kalau diajak makan-makan gratis. Hehe.

Tapi nih, uniknya, kegiatan tumpengan itu dinilai dilakukan dengan prokes yang minim. Sampai-sampai nih, peserta dalam kegiatan tersebut melakukan aksi suap-suapan (makan bersama dengan satu sendok yang sama) lho.

Waduhtapi nih, kata Gubenur Bali I Wayan Koster yang juga kader dari PDIP, mereka udah melakukan uji usap (swab test) sebelum kegiatan kokHmm, meski gitu, makan bareng dengan satu sendok tuh berisiko lho.

Masa iya makan bersama sekalian berbagi saliva? Belum lagi, Pak Koster dan sejumlah peserta lain disebut melakukan aksi tiup lilin bersama tanpa mengenakan masker lhoHmm, jadi kayak orang pacaran aja apa-apa bareng. Hehe.

Ya, terlepas dari itu semua, semoga aja suap-suapan dan makan bersama ala PDIP di Bali ini nggak jadi klaster penularan baru lah ya. Mungkin, suap-suapan dan bancakan-nya dikurangi dulu di tengah pandemi.

Baca juga :  Flashback Bittersweet Memories Jokowi-PDIP

Apalagi nih, PDIP kemarin kan – berdasarkan laporan Tempo – lagi disoroti tuh karena jenis “bancakan” yang lain. Canda dengHehe. (A43)

Baca Juga: Madam Bansos, PDIP di Ujung Tanduk?

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?