Site icon PinterPolitik.com

Menunggu Nadiem ‘Putar Setir’

Menunggu Nadiem ‘Putar Setir’

Nadiem Makarim ketika diwawancarai di Tokyo pada Mei 2019 lalu. (Foto: Nikkei Asia Review)

“Tujuan utama pendidikan bukanlah pengetahuan, tetapi tindakan” – Herbert Spencer, filsuf asal Britania Raya


PinterPolitik.com

Gengs, ada kalanya sebagai anak muda, kita perlu membesarkan telinga buat mendengar petuah dari para sesepuh deh. Kalau kalian pernah mengamati suatu komposisi tim sepak bola, maka pasti ada tuh satu atau lebih generasi tua yang secara permainan sih memang menurun, tetapi masih saja dipertahankan oleh pelatih.

Alasannya tentu saja bukan supaya mereka tiba-tiba kembali lincah sehingga bisa berkontribusi banyak ke tim, melainkan cuma agar bisa memberi pembelajaran ke adik-adik. Mimin sampai yakin deh, andai nggak ada Roy Keane, Neville, dan pemain gaek lain di Mancherster United era 2004-an, maka mustahil kita bisa lihat Ronaldo yang sekarang.

Tidak hanya dalam sepak bola saja hukum ‘ndengerin orang tua bicara’ ini berlaku, gengs, termasuk dalam kehidupan politik pun sangat perlu, sekalipun banyak orang ngeyelan-nya sih, termasuk soal kasus yang akhir-akhir ini menimpa Mas Menteri termuda di era Presiden Jokowi, Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Mas Nadiem sekarang pastinya pusing dapat sentilan dari sana-sini terkait Program Organisasi Penggerak (POP). Nah, soal itu, kali ini mimin tertarik dengan tutur kata seorang Fahri Hamzah. Dalam akun pribadinya, Bung Fahri membuat cuitan bahwa POP yang digagas Nadiem justru melahirkan satu masalah baru, yakni kesenjangan.

Seharusnya, lanjut Bung Fahri, Mas Menteri mending fokus saja pada penggunaan dana kementerian buat infrastruktur pendidikan, seperti yang pernah sukses dilakukan di dunia transportasi. Kalian ‘in’ nggak sama pendapat Bung Fahri? Kalau mimin sih ‘oke’.

Lagian nih, investasi pendidikan seperti yang dikatakan Bung Fahri itu lebih penting daripada POP di masa pandemi seperti ini. Apalagi soal ini juga dikomentari oleh Guru Besar ternama, Prof. Azyumardi yang menggambarkan betapa POP justru menggambarkan ketidakpedulian.

Nah, investasi tersebut bisa digulirkan buat banyak hal lhocuy, terutama menyantuni siswa-siswa yang kurang mampu dalam pembelajaran jarak jauh seperti ini. Mimin miris aja sih lihat berita yang mengisahkan saat seorang bapak terpaksa mencuri laptop untuk kebutuhan si anak belajar.

Makanya, investasi ini penting banget, sembari sedikit demi sedikit juga mempersiapkan infrastruktur yang lebih mapan supaya nggak kaget dengan kebijakan ‘masa depan’ versi Mas Menteri kan. Terlebih, Pak Presiden dulu pilih Mas Nadiem jadi Mendikbud kan karena inovasinya dibidang teknologi. Upsss. (F46)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Exit mobile version