Site icon PinterPolitik.com

Menunggu Mahfud Soal Novel Baswedan

Menunggu Mahfud Soal Novel Baswedan

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD ketika dipanggil ke Istana Kepresidenan, Jakarta, oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Foto: Antara)

“Lucunya di negeri ini, hukuman bisa dibeli. Semua keinginan pasti bisa terpenuhi” – Bona Paputungan, Andai Aku Gayus Tambunan (2011)


PinterPolitik.com

Nah, untuk kali ini, mimin akan membahas berita yang lagi hot banget nih di lubuk hati masyarakat. Bahkan, di setiap tempat mimin kumpul, seperti di tongkrongan, warung makan, bahkan tempat diskusi (biar kelihatan akademis sedikit), teman-teman mimin selalu deh bahas hal yang sama.

Tahu kan? Yes, benar banget. Apa lagi kalau bukan tentang kasus penyiraman air karas kepada Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan?

Berita ini memang lagi trending banget deh pokoknya. Bahkan, tidak sedikit berbagai pihak yang mengomentari hal ini, seperti komika muda dan kocak Bintang Emon dan Anji yang merupakan mantan vokalis band Drive.

Mereka berdua sempat membuat video dan diunggah di media sosial Instagram-nya masing-masing, cuy. Ini sebagai bentuk sikap kritis mereka terhadap penegakan hukum di negara kita.

Coba deh ingat-ingat dan bayangin sebentar. Berapa lama pengejaran pelaku kasus penyiraman air keras yang menimpa Bapak Novel Baswedan? Lebih dari 800 hari, cuy. Jika dalam satu tahun ada 365 hari, secara tidak langsung itu lebih dari dua tahun ya, gengs. Ehh, ladalah, ketika sudah tertangkap, kok pelaku hanya dituntut hukuman satu tahun penjara.

Menurut jaksa, dalam pertimbangan menjatuhkan tuntutan, penyiram yang merupakan anggota Polri aktif ini tidak sengaja melukai mata Novel. Mereka hanya ingin memberikan pelajaran kepada Novel karena dianggap telah mengkhianati institusi Polri. Jleb di hati mimin.

Kurang lebih kalimatnya seperti ini, cuy, “Bahwa dalam fakta persidangan, terdakwa tidak pernah menginginkan melakukan penganiayaan berat. Terdakwa hanya akan memberikan pelajaran kepada saksi Novel Baswedan dengan melakukan penyiraman cairan air keras ke Novel Baswedan ke badan, namun mengenai kepala korban.”

Mendengar penjelasan ini, seketika membuat hati mimin seakan bertanya-tanya, gengs. Secara, mimin ini selalu percaya dan memegang prinsip keadilan dalam hidup. Melihat kejadian kasus ini, serasa ingin jadi presiden dan menegakkan keadilan di negeri tercinta ini. Hadeuhh.

By the way, kok ngarep banget ya mimin jadi presiden? Emang ada partai yang mau memberikan rekomendasi secara cuma-cuma alias gratis? Upss, hehehe.

Kembali ke permasalahan pokok nih, gengs, yaitu membahas tentang penegangan hukum kepada penyiram Pak Novel. Mimin pikir kok ada yang mengganjal ya. Jika memang tidak sengaja, kok ya kena mata. Kalau air panas tumpah di dapur dan terkena kaki teman, masih make sanse, bahwa itu tindakan tidak sengaja. Kalau ini, hmmm, sebenarnya, i don’t think so, gaes.

Sebentar, gengs, ngomong-ngomong bukannya di dalam lingkaran Istana ada seorang ahli di bidang hukum ya? Iya, yang mimin maksud adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.

Seingat mimin, Pak Mahfud ini pernah bilang kalau tabir kasus penyiraman air keras ke Novel ini bakal terbuka di pengadilan. Lha, kok yang terbuka tabir “ketidaksengajaan”? Hmm, gimana ini klarifikasinya, Pak Mahfud?

Nah, setelah ditanya kembali, Pak Mahfud malah hanya bilang kalau persoalan tersebut merupakan urusan Kejaksaan dan menyatakan dirinya tidak bisa ikut campur peradilan. Wah, pengungkapan tabirnya ternyata unexpected banget, Pak Mahfud. Upss. Hehehe.

Mungkin, Pak Mahfud juga sudah menulis buku yang berjudul Politik Hukum di Indonesia. Jadi mimin yakin, haqqul yaqin, doi paham nih soal “hubungan” politik dan hukum.

By the way, kita juga penasaran loh bagaimana komentar Pak Mahfud. Terlebih, jelas banget, kasus penyiraman air keras ini serat akan nuansa politik. Please, ayo beri kita pencerahan pak.

Nanti, kalau ternyata dalam seminggu ke depan mimin masih belum mendengar pencerahan dari Pak Mahfud, mimin mau nyanyi aja deh lagu yang berjudul Andai Aku Gayus Tambunan. Meski kasusnya beda, liriknya di awal tulisan mungkin turut mewakili situasi sekarang. Upsss. (F46)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Exit mobile version