“The only thing that will redeem mankind is cooperation” – Bertrand Russell, ahli matematika asal Inggris
Pecinta serial film garapan DC pasti nggak akan melewatkan judul satu ini, yakni Batman v Superman: Dawn of Justice (2016). Banyak banget adegan seru dalam film yang dibintangi oleh Ben Affleck sebagai Batman dan Henry Cavill sebagai Superman.
Meski begitu, nggak serta merta film itu bebas dari ragam opini penonton. Salah satunya tentang satu adegan yang membuat sebagian penonton kurang puas.
Adegan itu nggak lain dan nggak bukan adalah soal permintaan Superman yang tiba-tiba dilontarkan di tengah hantaman Batman kepadanya. Superman bilang, “Selamatkan Martha!” sebagai kalimat permintaan pamungkas sebelum ia dihabisi Batman.
Mendengar kalimat itu, Batman yang mulanya beringas tiba-tiba mereda dan nggak jadi melemparkan tombak Kryptonite ke arah Superman.
Pas adegan inilah penonton dibuat bertanya-tanya, “emang siapa sih Martha itu kok bisa membuat dua pahlawan super mentas dari berantem hebat?” Usut punya usut, ternyata nama Martha adalah nama yang dimiliki oleh ibu angkat Superman, juga nama milik mendiang ibunya Batman.
Jadi, baik Batman maupun Superman punya keterikatan batin dengan perempuan yang bernama Martha. Merasa disatukan oleh nama ibu masing-masing yang sama itulah keduanya akhirnya memutuskan untuk bekerja sama menumpas kejahatan Lex Luthor.
Apa yang terjadi antara Batman dan Superman nggak hanya ada di film aja kayaknya. Bahkan di Indonesia pernah ada kelakar soal paguyuban nama pasaran, seperti Asep di Sunda, Agus di Jawa, dan sebagainya.
Nah, terkait Agus, semoga saja efek ‘nama kita sama’ itu benar-benar berlangsung di dalam kabinet Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Asal kalian tahu, ada dua nama Agus yang menjadi menteri, yakni Agus Suparmanto sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) dan Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Menteri Perindustrian (Menperin).
Dan tahukah kalian soal perindustrian dan perdagangan sedang menghadapi polemik berupa impor bawang putih yang keluar dari ketentuan resmi karena nggak ada Surat Persetujuan Impor (SPI) maupun Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH).
Padahal nih, kata Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo), banyak dari mereka yang belum mendapat SPI padahal sudah lama mengajukan izin lho.
Namun anehnya, saat nggak ada SPI, lha kok impor bawang putih tetap jalan? Ternyata, yang menjalankan impor tersebut adalah perusahaan-perusahaan nakal yang nggak mengantongi SPI.
Wah, ini gimana nih Kemenperin. Masa nggak ada monitoring ketat toh? Terus, juga kenapa Kemendag nggak segera menindaklanjuti hal ini sih? Hehehe. Mending segera dibicarakan deh masalah ini. Siapa tahu dengan sama-sama punya nama Agus, bisa cepat kelar urusannya?
Kelihatannya Pak Jokowi harus pilih menteri yang namanya Agus lebih banyak deh, biar mudah diselesaikan kalau ada masalah. Siapa tahu bisa damai seperti Batman dan Superman? Hehehe. (F46)