“Because no matter what you think you might know, we will always be 1 step, 3 steps, 7 steps ahead of you” – J. Daniel Atlas, Now You See Me (2013)
PinterPolitik.com
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya telah menemukan keberadaan buronannya – eks-kader PDIP Harun Masiku. Kabarnya, Pak Harun selama ini tidak bepergian ke luar negeri, melainkan telah berada di Indonesia ketika lembaga antirasuah itu menjalankan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap eks-Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan pada awal Januari lalu.
Tapi, kayaknya, pencarian Pak Harun ini nggak segampang itu deh. Soalnya, beliau belum juga ditemukan nih berdasarkan kabar-kabar yang didapatkan oleh para wartawan ketika menanyakan perihal tersebut ke Ketua KPK Firli Bahuri.
Dalam salah satu kesempatan, Pak Firli sampai-sampai bilang kalau publik bisa membantu dan memberi tahu KPK apabila ada yang mengetahui keberadaan Pak Harun. Pasalnya nih, berdasarkan pengakuan Ketua KPK, komisi itu sudah berupaya mencari sang buronan ke banyak daerah.
Ya, kalau dianalogikan, pencarian ini – menurut Ketua KPK Firli – itu bagaikan tengah mencari jarum dalam sekam. Wajar sih jadi susah banget.
Hmm, pencarian yang sulit ini seperti mengingatkan kita dengan film Now You See Me (2013). Dalam film itu dikisahkan empat pesulap – dijuluki sebagai The Horsemen – yang diduga melakukan pencurian uang dalam aksi-aksi sulapnya.
Namun, aksi kejar-kejaran yang dilakukan oleh pihak kepolisian dan eks-pesulap Thaddeus Bradley terjadap para horsemen tidak juga berujung pada penangkapan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan empat pesulap itu yang selalu bisa melarikan diri dan susah ditemukan.
Hmm, tapi, bukannya KPK punya beberapa alat yang bisa membantu pencariannya ya? Kan, dulu, komisi antikorupsi tersebut jago soal sadap-menyadap guna menggali informasi dan melakukan penangkapan. Sampai-sampai, lembaga itu dikenal memiliki peralatan yang canggih.
Mungkin, KPK yang sekarang bisa tuh mulai kembali memperdayakan peralatan itu. Dengan alat itu, bisa jadi, Pak Harun dapat segera ditemukan tuh.
Seperti aksi yang dilakukan para horsemen, sadap-menyadap bisa saja menguntungkan – membuat penyadap memiliki satu langkah lebih dulu. Hal ini terjadi ketika ponsel milik agen polisi Dylan Rhodes-Shrike disadap oleh empat pesulap itu agar dapat memperoleh akses pada database kepolisian.
Uniknya nih, Ketua Dewan Pengawas KPK Tumpak Hatorangan Panggabean sendiri mengaku bahwa belum ada pengajuan izin penyadapan dari pimpinan KPK. Ya, untuk KPK yang sekarang, izin penyadapan memang harus dilakukan melalui prosedur yang lebih rumit sih. Tapi, bagaimanapun juga, seiring berjalannya waktu, proses itu harus dimulai, kan? (A43)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.