“The illegal we do immediately, The unconstitutional takes a little longer” – Henry Kissinger, politikus asal Amerika Serikat
Memang ya, cuy, nonton film itu sebuah kegiatan yang mengasikkan – apa lagi pas nonton film ditemani dengan suasana yang sendu, hujan, dan semangkuk mie instan. Waduduh, nampol banget deh pokoknya.
Kalau menurut anak kos sih, itu bagaikan serpihan surga yang telah jatuh ke bumi ya, gengs. Hehehe. Jujur saja kalian anak kos. Jangan sok jaim. Hehehe.
Memang nonton film itu hal yang sangat menyenangkan dan tentu itu semua juga tidak hanya melanda pada anak-anak dan generasi muda saja ya, gengs, melainkan juga generasi tua pasti menyukaianya.
Misal nih, seperti yang dilakukan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Tjahjo Kumolo. Mungki,n saking semangatnya memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-75 dan menyukai film, doi sampai-sampai membagikan beberapa link film Indonesia yang berbau pahlawan di akun Twitter pribadinya, cuy.
Sepintas, apa yang dilakukan oleh Pak Tjahjo Kumolo ini seperti tidak ada kesalahan sama sekali ya, cuy, jika yang dibagikan adalah link yang sifatnya legal. Nah, yang menjadi masalah nih, Pak Menteri kita ini membagikan link film yang ternyata ilegal, gengs. Hadeuhh.
Kalau kondisinya begini, ya namanya offside, Pak. Sekelas menteri padahal, cuy. Status ini kan bukan kaleng-kaleng.
Ya, meskipun ngaku-nya karena mendapat link tersebut dari kiriman pesan WhatsApp dan terlalu semangat di suasana kemerdekaan tetapi, bagaimana pun, sekelas menteri tidak boleh dong ceroboh seperti itu.
By the way, group apa nih, Pak, kalau boleh tahu? Bukan kiriman dari group lingkar menteri kan, Pak? Upsss, semoga saja sih pikiran nakal mimin ini tidak benar ya, cuy. Hehehe.
Pasalnya, ini terkait nasib industri perfilman Indonesia ke depan, gengs. Kalau sekelas menteri saja begini, bagaimana rakyat biasa gitu loh? Terlebih, pejabat negara kan memang sudah seharusnya memberikan contoh perilaku yang baik, bukankah begitu?
Namun, Pak Tjahjo bukan pencinta film ilegal kan? Sekedar nanya loh, Pak, ini.
Lagian, masa sih, Pak Tjahjo Kumolo gak mengetahui kanal penyedia film yang legal. Misal nih, Net**** atau sebangsanya gitu. Hehehe.
Sampai-sampai nih, perilaku Pak Tjahjo direspons langsung loh sama produser dan sutradara kondang, Joko Anwar. Bahkan, karena kejadian itu, Mas Joko ini sampai meminta izin untuk berpatah hati.
Tuh kan, gara-gara Pak Tjahjo nih. Masa sih suasana kemerdekaan Indonesia bakal sekaligus jadi hari patah hati nasional? Please, jangan dong.
Lagian nih, sekelas menteri, jika mengetahui hal tersebut, harusnya kan menegur yang mengirim link di group tersebut, bukan malah posting dan disebarluaskan.
Tapi, mimin coba sedikit memahami posisi Pak Tjahjo. Memang sedikit repot sih kalau kondisinya doi terjebak dengan group bapak-bapak komplek. Susah, cuy, nyaring obrolan. Apa lagi, kalau sudah membicarakan hobi dan sebuah rahasia bapak-bapak, behh, bisa semalam suntuk tuh.
Namun, bagaimana pun, yang dilakukan Pak Tjahjo ini tetap salah ya, cuy. Lebih-lebih, sudah jelas ada Undang-Undang (UU) Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Gak main-main loh, Pak, ini.
Duh, Pak Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate bisa garuk-garuk kepala dan tepok jidat nih – sambil ngomong dalam hati, “Byuh-byuh, kok bisa sih, teman seperjuanganku begini.” (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.