Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut bisa kehilangan panggung politik bila Pilkada 2022 tidak dilaksanakan. Lantas, apakah taktik Anies bila Pilkada 2022 tiada?
Tahun 2020 merupakan tahun yang bisa dibilang berat buat banyak orang. Pada awal hingga pertengahan tahun itu, banyak dari kita harus berkegiatan dari rumah – mulai dari bekerja, belajar, hingga beribadah.
Tapi nih, jujur deh, kalian pasti jadi cepat habis kan kuota paket internetnya. Bahkan, banyak yang tiba-tiba langsung binge-watching buat menyelesaikan banyak series, baik itu Netflix, HBO Max, Disney+ Hotstar, hingga Viu.
Nah, salah satu seri yang sempat populer tahun lalu adalah Money Heist (2017). Dalam seri itu, diceritain tuh sekelompok perampok yang menggunakan nama-nama kota sebagai kode komunikasi – sembari dipimpin oleh seseorang yang dijuluki sebagai El Profesor.
Perampokan itupun berjalan dengan sangat taktis – mengikuti serangkaian strategi yang telah disusun oleh El Profesor. Bahkan nih, si Profesor ini selalu siap siaga menyiapkan berbagai rencana tuh – mulai dari rencana A sampai rencana Z.
Pada intinya, berbagai hal yang tidak sejalan dengan rencana awal, El Profesor selalu siap dengan rencana cadangan selanjutnya. Dengan begitu, kelompok perampoknya dapat tetap berada di posisi yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan pihak kepolisian.
Nah, mungkin nih, cara berpikir taktis dan strategis seperti ini sepertinya perlu nih buat dicontoh oleh para politikus di Indonesia. Salah satunya adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang baru-baru ini disebut akan dijegal oleh sejumlah pihak dengan adanya wacana peniadaan pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 2022.
Baca Juga: Inikah Taktik PDIP Jegal Anies?
Katanya sih, dengan ditiadakannya Pilkada 2022-2023 dengan dilaksanakan serentak pada tahun 2024, Pak Anies dinilai bakal kehilangan panggung politik. Dengan begitu, citra politiknya dianggap akan terus menurun hingga tahun 2024.
Meski begitu, nggak semua pengamat politik sepakat dengan asumsi ini kok. Salah satunya dari Direktur Eksekutif Indonesia Publik Institut (IPI) Karyono Wibowo.
Kata Pak Karyono, Pak Anies sebenarnya justru nggak masalah kok kalau Pilkada 2022 tidak dilaksanakan. Pasalnya, menurut beliau, Pak Gubernur DKI Jakarta – dan pendukungnya – bisa menciptakan “panggung” politiknya sendiri. Bahkan, Pak Anies dinilai sudah menjadi media darling.
Salah satu taktik yang bisa digunakan Pak Anies adalah dengan memainkan politik teraniaya. Dari sini nih, Pak Anies bisa meniru taktik yang digunakan oleh El Profesor.
Kalau kata El Profesor nih, publik akan selalu berpihak pada the underdog – atau pihak yang dianggap lebih lemah. Maka dari itu, si Profesor ini memainkan perannya sebagai underdog agar publik menilai pemerintah Spanyol di series itu sebagai pemerintahan yang korup.
Hmm, jadi nih, mungkin nggak ya kalau Pak Anies nanti menggunakan taktik-taktik ala El Profesor bila wacana Pilkada Serentak 2024 benar dilaksanakan. Menarik nih buat diamati kelanjutannya. (A43)
Baca Juga: Golkar-Anies dan Poros Menjanjikan 2024
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.