Sebuah ramalan soal presiden selanjutnya viral di media sosial. Ramalan itu menyebutkan bahwa sosok tersebut memiliki inisial nama “G” dan berasal dari Jawa Tengah (Jateng). Tidak hanya itu, peramal tersebut juga menyebutkan bahwa sosok presiden baru itu memiliki perawakan yang mirip Presiden Joko Widodo (Jokowi). Siapakah sosok tersebut?
Pada suatu hari, di negeri Nusantara yang berdiri di alternate universe Bumi-45, sebuah perdebatan terjadi. Perdebatan ini menentukan siapa sosok yang akan memimpin negeri ini selama lima tahun ke depan.
Di meja-meja kantor, angka kalender menunjukkan bahwa tahun itu adalah tahun 2024 – sebuah tahun yang identik dengan hiruk-pikuk perpolitikan. Tentunya, namanya politik pasti bisa memecah belah sebuah bangsa.
Maka dari itu, agar mempermudah dan mempersingkat perdebatan, masyarakat negeri Nusantara memanggil seorang wizard yang bisa meramalkan masa depan. Namanya bukan Prabu Jayabaya, melainkan Dr. Strange yang telah membangun sebuah sanctum di ibu kota negara (IKN) Nusantara.
“Hanya ada satu kemungkinan,” ujar Strange. Kemungkinan tersebut ternyata merupakan sebuah nama yang dianggap bisa memimpin negeri Nusantara. “Sosok itu adalah sosok yang memiliki inisial nama G,” lanjut Dr. Strange.
Komisi Pemilihan Uring-uringan (KPU) akhirnya memutuskan untuk melanjutkan rekomendasi Dr. Strange yang aneh itu. Lembaga itu akhirnya mengadakan sebuah debat calon pemimpin (capim) yang diikuti oleh orang-orang yang memiliki inisial nama G.
KPU: Selamat datang di Debat Capim 2024. Berikut adalah peserta-peserta kita pada malam hari ini.
Kak Ganjar: Malam, bapak dan ibu sekalian.
Girang Ganesh: Malam, semuanya. Siap bernyanyi malam ini?
Gaara: Konbanwa, min’na!
Kak Ganjar: Waduh, kok ada Mas Gaara di sini?
Baca Juga: Andai Mobil Gibran Bisa Bicara
Girang Ganesh: Iya nih, emangnya dia WN Nusantara?
Gaara: Permisi, semuanya. Saya ingin mencoba peruntungan baru. Barang kali, saya bisa menjabat di sini setelah menjadi kepala desa sebelumnya.
Kak Ganjar: Lho, lho, lho. Desa mana? Kok saya nggak tahu? Bukan Desa Wadas, kan?
Gaara: Hmm. Bukan dong. Desa saya namanya Desa Suna. Desa Wadas memangnya kenapa ya, Kak Ganjar?
Kak Ganjar: Hmm, tidak apa-apa. Lagi ramai aja.
Girang Ganesh: Halah, baru mimpin desa aja mau langsung jadi pemimpin negara.
Gaara: Ya, daripada pengalaman cuma memimpin band saja. Ya kan?
KPU: Tolong tenang, semuanya. Debat belum dimulai. Ini yang namanya inisial G masih banyak lagi ini. Silakan masuk, Mas Goku. Oh, iya, ini ada juga Oppa Gong Yoo. Eh, Pak Gandalf, monggo. Wait, ini siapa ya namanya kok susah? Bentar. Go.. God… Godzillaa?!!
Godzilla: Aarrggh!!
Ternyata, oh, ternyata, pencarian inisial nama G tidaklah berujung baik. Venue debat akhirnya hancur dengan kedatangan Godzilla. Masyarakat Nusantara pun akhirnya menyadari bahwa seorang pemimpin tidaklah ditentukan dengan inisial nama, darah keturunan, atau perawakan. (A43)
Baca Juga: Pendukung Ganjar Mulai Terdesak?
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.