“Influenza sampai hari ini masih ada, tapi bukan menakutkan betul”. – Mendagri Tito Karnavian
PinterPolitik.com
Di tengah Covid-19, nuansa politik nasional kembali mendapatkan gairahnya jelang Pilkada 2020 yang sedianya akan dilaksanakan pada Desember 2020 mendatang. Selain menarik atensi pemberitaan, Pilkada di tahun ini juga akan diwarnai dengan kemunculan calon-calon yang layak untuk dibahas.
Di Pilwakot Tangerang Selatan misalnya, ada nama putri Wapres Ma’ruf Amin, Siti Nur Azizah yang memutuskan untuk mencoba peruntungannya. Tak tanggung-tanggung, doi menawari Raffi Ahmad untuk maju bersamanya dalam gelaran tersebut. Beh, ruarrr biasa.
Begitu juga di Kota Solo, ada nama Gibran Rakabuming Raka yang merupakan putra sulung dari Presiden Jokowi, yang pada akhirnya mendapatkan dukungan dari PDIP setelah ada tarik ulur dukungan antara pengurus PDIP di pusat dan daerah. Uhh, hubungan yang ditarik ulur itu emang nggak enak. Hehehe.
Nah, jika jadi diadakan, Pilkada kali ini juga akan jadi tantangan sendiri bagi semua yang terlibat dalam penyelenggaraannya. Protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan dengan maksimal, sehingga semuanya bisa tetap sehat.
Optimisme terkait penyelenggaraan Pilkada ini disampaikan juga oleh Mendagri Tito Karnavian. Ia mengatakan bahwa menurut “riset” yang ia lakukan sama Mbah Google, setidaknya ada 3 skenario penyelesaian Covid-19, yakni penemuan vaksin, melemahnya virus tersebut, dan herd immunity.
Hmm, emang tim yang kemaren-kemaren kenapa ya? 🤔 #politik #pinterpolitik #infografishttps://t.co/h9P2Ej7evr pic.twitter.com/0UDXhZdxKG
— Pinterpolitik.com (@pinterpolitik) July 20, 2020
Hmmm, Pak Tito ini termasuk jajaran menteri yang canggih juga ya. Mei 2020 lalu doi juga sempat bilang bahwa ia belajar dari YouTube kalau Covid-19 itu nggak kuat menghadapi sinar ultraviolet. Doi sampai nyaranin masyarakat untuk berjemur, bahkan jemur handphone juga kalau dicurigai ada virusnya.
Wih, ini virus yang dimaksud Covid-19 kan ya pak, bukan virus yang kayak trojan dan sejenisnya yang menyerang sistem komputerisasi kan? Uppps.
Emang kebiasaan meriset yang dilakukan oleh Pak Tito ini kudu diikutin oleh menteri-menteri kita juga. Harus banyak-banyak melihat ke internet dan nggak gaptek. Kan banyak tuh tutorial-tutorial di sana, misalnya cara membuat kebijakan ekonomi yang tepat, atau cara berkomunikasi publik yang baik, atau mungkin juga cara menangkap buronan yang punya koneksi sama otoritas, dan lain sebagainya. Uppps.
Lha iya, kali aja Harun Masiku dan Djoko Tjandra bisa segera ditangkap kan bagus. Hehehehe.
Bicara soal kemampuan riset itu, boleh deh suatu saat kalau para menteri mau dipilih misalnya, diadakan test tertulis untuk bikin riset tentang masalah tertentu. Disuruh masuk ke ruang ujian gitu, terus dikasih gadget dan dihadapkan pada satu persoalan tertentu.
Gimana cara mereka menjawab soalan tersebut akan menentukan kualitas mereka. Buat para calon kepala daerah boleh juga diterapin yang sama.
Mantap nggak tuh? Jadi, buat Pak Jokowi dan presiden-presiden selanjutnya, monggo dipakai cara ini. Walaupun kita tahu menteri itu jabatan politik, tapi nggak ada salahnya kan? Ini saran gratis, tapi kalau mau transfer juga boleh loh pak. Hehehe. (S13)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.