Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) akan segera umumkan nasib perpanjangan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1-4. Bukan tidak mungkin, Jokowi buat banyak pihak deg–degan setiap mengawali hari Senin.
Ujian. Kata ini merupakan salah satu dari sekian kata yang menjadi momok bagi banyak orang. Gimana nggak? Mendengar kata itu aja, pasti udah ndredeg bukan main dibuatnya. Apalagi pas zaman sekolah dulu, ujian menjadi indikator penting dalam mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa-siswi.
Hayo, siapa dulu yang suka kaget dan panik kalau ada ujian? Paling ngeselin nih kalau misalnya ada anak yang bilang nggak belajar tapi ternyata hasil nilainya malah bagus.
Aku dulu biasanya juga takut dan panik kalau ada ujian – terutama ujian harian yang secara mendadak diumumkan oleh guru. Guru yang macam ini biasanya disebut sebagai guru killer. Semua anak pasti pernah ngalamin lah ya bagaimana rasanya menghadapi guru killer.
Tapi, dari sekian ujian di sekolah, ujian yang paling menyeramkan dan bikin ndredeg adalah ujian akhir sekolah (UAS). Ini ujian yang menjadi penentu, entah kita bakal naik kelas atau malah tinggal kelas.
Yang bikin berat juga adalah materinya yang seabrek – karena biasanya materi satu tahun ajaran itu bakal dikeluarkan di ujian. Persoalannya adalah nilai UAS ini juga bakal memiliki bobot terbesar berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) di rapor nilai.
Bayangkan coba ketika orang tua atau wali muridmu mendapat giliran untuk dipanggil dalam pengambilan rapor. Setiap kejadian gini, aku langsung mbatin, “Haduh, wali kelasku bakal ngomong apa aja nih ya sama bapak dan ibu?” Deg-degan pol lah pokoknya.
Baca Juga: Akhirnya, Jokowi ‘Rilis’ PPKM Baru!
Mungkin, perasaan yang sama juga tengah dirasakan oleh para kepala daerah saat ini. Gimana nggak? Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan mengumumkan nasib perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1-4 pada malam ini (9/8) lho.
Senin malam yang mengawali malam-malam lain di minggu ini bakal menjadi penentu buat para kepala daerah soal nasib daerahnya – entah bakal naik kelas ke PPKM Level 3 atau malah turun/tetap di PPKM Level 4. Hayoo, siapa bapak dan ibu kepala daerah yang lagi deg-degan sekarang?
Boleh jadi, perasaan deg-degan menunggu rapor dari Pak Jokowi ini tengah dirasakan oleh Wali Kota Bogor Bima Arya dan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Soalnya, pada hari Minggu (8/8) kemarin, Pak Bima dan Pak Ariza berharap agar daerah mereka mendapatkan relaksasi PPKM dari level 4 menjadi level 3.
Ya, kalau mengacu pada sejumlah indikator mingguan ala World Health Organization (WHO), sejumlah indikator Kota Bogor dan Provinsi DKI Jakarta udah mulai mengalami penurunan. Kalau dianalogikan, mungkin Kota Bogor dan Provinsi DKI Jakarta ini semacam anak yang udah belajar keras semalaman sebelum ujian. Bagus sih kalau udah optimis bakal lulus “KKM”.
Jumlah kasus yang tinggi justru ditemukan di daerah-daerah di luar Jawa dan Bali – mulai dari Kalimantan Timur (Kaltim), Sumatera Utara (Sumut), Papua, Sumatera Barat (Sumbar), Riau, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Apalagi, para ahli epidemiologi telah mewanti-wanti soal fenomena kasus “ping-pong” antara Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali – alias bisa menular kembali ke daerah Jawa-Bali.
Kalau beneran pemerintah pusat menilai sejumlah daerah Jawa-Bali sudah memenuhi “KKM” Level 3, pemerintahan Pak Jokowi sebagai “wali kelas” sepertinya perlu mencari cara juga buat meningkatkan ketertinggalan sejumlah “murid” luar Jawa-Bali di ujian PPKM ini. Gimana pun, kelas yang “kompak” lah yang bisa membuat sebuah “sekolah” terasa nyaman – tapi harus “kompak” yang bagus ya. (A43)
Baca Juga: Mungkinkah PPKM Buat Jokowi Jera?
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.