Site icon PinterPolitik.com

Melacak Arah Petir Brigadir J?

Melacak Arah Petir Brigadir J?

Pengacara keluarga Barada J, Kamaruddin Simanjuntak. (Foto: Tribunnews)

“CCTV harus diuji. Kenapa harus diuji? Pertama CCTV sudah disambar petir. Maka kalau tiba-tiba CCTV ketemu kembali, harus dibikin acara dengan petir, kapan petir mengembalikan CCTV itu,” – Kamaruddin Simanjuntak, Pengacara Keluarga Brigadir J


PinterPolitik.com

Siapa yang mengira jika petir dapat dimintai keterangan dalam sebuah kasus? Kalimat satir ini berasal dari pernyataan pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak terkait petir yang harus diperiksa dalam kasus penembakan di rumah dinas Kadiv Propam non-aktif Irjen Ferdy Sambo.

Sedikit memberikan konteks, peristiwa ini bermula saat Kamaruddin meminta CCTV harus diuji karena sudah disambar petir dan dekodernya telah diturunkan. Nah, jika CCTV kembali ditemukan, maka ia minta harus dibuatkan berita acara khusus pada petir yang sebelumnya telah menyambar.

Sontak pernyataan ini mendapat tanggapan dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Dalam sebuah cuitan di Twitter, ia mengatakan kalau logika publik cerdas memaknai pemeriksaan petir ini.

Mahfud juga memberikan gambaran situasi terkait polemik kasus kematian Brigadir J yang disebutnya dinamis. Di sela-sela situasi yang menegangkan seperti ini, pernyataan Kamaruddin mampu menghadirkan senyum. Abang Kamaruddin bisa aja buat suasana jadi cair. Hehehe.

Pernyataan ini bukan satu-satunya satir yang menghiasi perjalanan kasus Brigadir J. Sebelumnya pernah viral meme dengan frasa “polisi tembak polisi, yang mati duluan CCTV”.

Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa CCTV yang diliputi misteri ini kemudian mendapat atensi luas warganet. Tidak berlebihan jika mengatakan bahwa warganet begitu penasaran sekaligus percaya CCTV dapat menjadi kunci kasus ini bisa lebih terang.

Polri Minta Keterangan Petir?

Secara umum, tampak masyarakat merasa bahwa rasa keadilan mereka sedang terusik. Bagaimana tidak, institusi yang seharusnya menjadi instrumen keadilan, justru dibuat kelimpungan menghadapi kasus internalnya sendiri.

Rangkaian peristiwa demi peristiwa dalam kasus Brigadir J ini kerap dikemas dengan narasi yang tidak tepat. Ini tentu membuat banyak pihak menaruh curiga hingga tudingan miring.

Dugaan kekuatan besar bermain dalam kasus ini sulit untuk dibantah. Masyarakat cerdas, meski telah mempunyai dugaan sebelumnya terkait arah kasus ini bermuara kemana, tapi tidak secara langsung diungkapkan. Masyarakat memilih membuat satir dan sindiran.

Oleh karenanya, wajar jika pernyataan satir dan meme lucu seketika menghiasi media sosial. Hal ini sebenarnya adalah sindiran halus kepada institusi yang tugas dan tanggung jawabnya mengayomi, bukan diguyoni masyarakat.

Anyway, jika semakin rumit, apa perlu kita memanggil Sherlock Holmes untuk membongkar kasus ini? Tapi kan dua pemeran tokoh ini sudah pindah jadi superhero di Marvel. Robert Downey Jr menjadi Iron Man dan Benedict Cumberbatch menjadi Doctor Strange.

Hmm, kalo begini ceritanya, kita minta saja Iron Man dan Doctor Strange untuk panggil Thor ketemu Abang Kamaruddin. Siapa tau petir yang sambar CCTV itu berasal dari palu Thor loh. Hehehe. (I76)


Dari Uni Soviet ke BIN: Budi Gunawan Kunci Kuat PDIP?
Exit mobile version