Site icon PinterPolitik.com

Megawati sang Profesor

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (Foto: Dok. Tim Media PDIP)

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (Foto: Dok. Tim Media PDIP)

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menerima gelar profesor kehormatan dari Seoul Institute of The Arts (SIA), Korea Selatan. Apakah ini menunjukkan Megawati seorang politisi jenius?


PinterPolitik.com

Di era tahun 2000-an awal, penikmat sepakbola, khususnya Liga Premier Inggris pasti mengetahui keperkasaan Arsenal FC. Bahkan pada musim 2003-2004, Arsenal meraih trofi emas Liga Premier karena tanpa merasakan kekalahan dalam 38 pertandingan liga. Rekor ini menempatkan Meriam London sebagai satu-satunya klub Liga Inggris yang disebut The Invincibles sampai saat ini.

Berbicara pada kesuksesan Arsenal kala itu tentu tidak lepas dari sosok pelatih ikoniknya, Arsène Wenger. Di bawah pelatih asal Prancis ini Arsenal dikenal memainkan sepakbola yang indah. Atas kehebatannya meracik strategi, Wenger pun diberikan julukan The Professor.

Ini tentu bukan gelar akademik formal seperti yang diterima Menko Polhukam Mahfud MD maupun Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra. Gelar profesor Wenger adalah julukan non-formal karena pengakuan atas kehebatannya sebagai pelatih sepakbola.

Nah, pengakuan serupa ternyata tidak hanya terjadi di dunia sepakbola, melainkan juga dunia politik. Dia adalah Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Pada Juni 2021, Universitas Pertahanan (Unhan) memberikan gelar profesor kehormatan kepada Ibu Megawati dalam Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik.

Hebatnya lagi, tidak hanya sekali, di bulan ini Ibu Megawati kembali menerima gelar profesor kehormatan. Tidak tanggung-tanggung, gelar tersebut diberikan oleh Seoul Institute of the Arts (SIA), Korea Selatan. 

“Yang mulia Ibu Megawati Soekarnoputri dianugerahkan penghargaan Ketua Guru Besar Kehormatan atas pengakuan karya-karya luar biasa di bidang politik dan sosial pada disiplin ilmu kebijakan seni dan ekonomi kreatif,” ungkap Presiden SIA pada 11 Mei.

Usut punya usut, ternyata Ibu Megawati merupakan orang Asia pertama yang menerima gelar profesor kehormatan dari SIA. Wah, luar biasa sekali Bu.

Ya, dapat dikatakan Ibu Megawati memiliki kesamaan dengan Arsène Wenger. Di bawah kepemimpinan keduanya, baik Arsenal maupun PDIP menjelma menjadi entitas yang memiliki kekuatan hebat. Arsenal berhasil meraih trofi emas Liga Premier Inggris, sementara PDIP menjadi partai paling berkuasa saat ini.

Selain itu, yang paling menarik, baik Arsenal dan PDIP sama-sama identik dengan warna merah. Hehe. 

Namun, jika boleh memberi sedikit saran, Ibu Megawati perlu belajar dari Arsène Wenger. Pasalnya, setelah membawa Arsenal ke puncak, nyatanya Wenger kemudian dipecat karena prestasi Meriam London yang tidak kunjung membaik. 

Kekhawatiran itu yang disebut-sebut berpotensi menimpa PDIP. Beberapa internal partai banteng bahkan disebut was-was jika nantinya Ibu Megawati tidak lagi menjadi pemimpin. Pasti akan terjadi perebutan kursi kekuasaan seperti yang terjadi di berbagai partai lainnya. 

Kemudian, agar tidak bernasib sama seperti Arsenal, Ibu Megawati memiliki pekerjaan rumah (PR) besar agar PDIP tetap menjadi partai penguasa di Pemilu 2024 nanti. Jangan sampai seperti Arsenal loh ya Bu Megawati. 

Ingat Bu, Partai Demokrat gagal menjaga takhtanya meskipun berkuasa selama dua periode. Hehe (R53) 

Exit mobile version