HomeCelotehMau Jokowi Berguru ke SBY?

Mau Jokowi Berguru ke SBY?

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Jazilul Fawaid mengusulkan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk duduk bersama mencari solusi damai. Perlukah Jokowi berguru ke Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?


PinterPolitik.com

Sebagian besar masyarakat dunia mungkin tengah geram dengan situasi politik internasional terkini. Gimana nggak? Konflik bersenjata yang tiada ujung masih terjadi di sejumlah negara, termasuk di Israel dan Palestina.

Sedihnya lagi, konflik bersenjata semacam ini telah menelan banyak korban jiwa dalam hitungan hari. Kalau begini terus, harus berapa nyawa lagi yang melayang hanya demi ego dan kepentingan masing-masing pihak nihHuh.

Sudah saatnya lah negara-negara lain membantu agar konflik Israel-Palestina ini bisa berakhir – minimal gencatan senjata bisa tercapai dulu lah. Lha, ini malah Amerika Serikat (AS) bilang kalau Israel punya hak untuk melindungi diri. Hmm.

Sampai-sampai nih, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) tidak mampu berbuat apa-apa karena diskusi terkait Israel-Palestina ini selalu diblokir dengan hak-hak veto negara-negara besar. Alhasil, resolusi yang benar-benar berarti pun tak pernah tercapai dong.

Di tengah frustrasi dunia akan minimnya upaya negara-negara besar di PBB ini, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Jazilul Fawaid punya ide cemerlang nih. Pak Jazilul bilang kalau Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa nih membuat inisiatif dengan mengundang Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk duduk bersama guna mencari solusi damai.

Baca Juga: Israel-Palestina: Buah Kegagalan Trump?

Siasat Israel di Gaza

Hmm, bisa juga nih idenya Pak Jazilul. Lagipula, Indonesia kan dari dulu punya kedekatan batin dengan Palestina. Selain itu, Indonesia kemarin juga sempat dikabarkan tengah dilobi untuk melakukan normalisasi dengan Israel. Bisa dong mempertemukan keduanya.

Baca juga :  Tak Ada Megawati, Hanya Jokowi

Kalau benar bisa, ini juga bisa jadi prestasi lho untuk pemerintahan Jokowi. Secara nih, Pak Jokowi kan kemarin-kemarin juga aktif tuh mendukung penyelesaian krisis politik yang terjadi di negara tetangga Myanmar.

Mungkin nih, supaya bisa benar-benar berhasil, Pak Jokowi perlu nih belajar ke pemerintahan sebelumnya, yakni dari Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kan, kalau mimin ingat-ingat dulu, pemerintahan Pak SBY dulu sempat jago lho dalam mediasi sengketa. Contohnya yakni ketika Indonesia menjadi observer dalam sengketa antara Thailand dan Kamboja pada tahun 2011.

Atau, Pak Jokowi bisa nih belajar ke Tom Hanks yang jago negosiasi di film Bridge of Spies (2015). Mungkin, Pak Jokowi akhirnya bisa melihat gimana kepentingan negara-negara itu sangat sulit untuk dipertemukan.

Apalagi nih, selama ini banyak ahli yang bilang kalau Pak Jokowi sebenarnya nggak terlalu menempatkan perhatian besar ke politik luar negeri tuh. Bisa tuh Pak Jokowi mempelajari doktrin politik luar negeri ala Pak SBY yang berjargon “a thousand friends and zero enemies”.

Belum lagi, pengamat politik Rocky Gerung bilang kalau Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi tidak lagi disegani di dunia internasional seperti era Soeharto dan SBY. Katanya sih, Indonesia sekarang jarang bergaul di panggung internasional. Wah wahgimana dong, Pak Jokowi? (A43)

Baca Juga: Retno, Sengkarut Normalisasi Indonesia-Israel


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?