HomeCelotehMa’ruf Amin Tenggelam Atau Ditenggelamkan?

Ma’ruf Amin Tenggelam Atau Ditenggelamkan?

Kecil Besar

“Juga ada peningkatan ketidakpuasan. Intinya ketidakpuasan wapres ini rendah sekali kepuasannya di bawah 50 persen”. – Nyarwi Ahmad, Direktur Eksekutif IPS


PinterPolitik.com

Old boat tends to sink. Kapal tua cenderung akan tenggelam. Walaupun banyak juga sih kapal yang tua tapi masih bisa berlayar dengan baik. Contohnya kayak di film Battleship yang tayang pertama kali tayang tahun 2012 lalu. Kita bisa lihat bagaimana kapal veteran USS Missouri yang udah berlayar sejak tahun 1940-an masih bisa bermanuver dengan baik melawan kekuatan perang para alien.

Tapi, namanya kapal tua, ya pasti ada masanya untuk tenggelam. Contohnya kayak yang terjadi sama kapal selam KRI Nanggala 402 yang merupakan kapal tua yang telah berlayar sejak tahun 1981, dan kini belum juga ditemukan keberadaannya di perairan Bali. Duh, semoga cepat ditemukan ya kapalnya ya.

Baca Juga: Kebisingan Politik, Salah Jokowi atau Media?

Nah, analogi kapal tua ini kayaknya bisa juga diterapkan dalam konteks politik praktis, terutama untuk menilai tokoh tertentu. Salah satu tokoh yang saat ini tengah banyak disorot adalah Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Ini terkait hasil survei Indonesian Presidential Studies (IPS) yang menyebutkan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap Ma’ruf Amin hanya ada di angka 35 persen. Jumlah ini turun antara 1-2 persen dalam hitungan hanya 6 bulan.

Konteks ini beralasan karena persepsi publik terhadap Ma’ruf udah kadung negatif. Publik cenderung menilai yang bersangkutan hanya sebagai simbol politik untuk sekedar meraih suara di Pilpres 2019 lalu. Tak heran memang banyak yang bahkan mencap Ma’ruf sebagai sekedar “alat” politik.

Ma’ruf sendiri pernah menolak pandangan yang menyebut dirinya hanya sekedar sebagai alat politik. Beliau menjawab: “Memangnya saya cangkul!” Wih, sadis. Emang para milenial yang suka mencap Pak Wapres AFK alias away from keyboard nih yang kudu tanggung jawab. Upppps. Hehehe.

Baca juga :  Hasto Will be Free?

Mungkin pertanyaan terbesar dari situasi yang terjadi saat ini adalah apakah Ma’ruf emang tenggelam seperti kapal tua yang cenderung mudah tenggelam, atau jangan-jangan emang sengaja ditenggelamkan? Hayooo, nggak takut didatengin tukang bakso ya sampai ngomong kayak gini. Hehehe.

Hal ini beralasan sih, soalnya banyak pihak yang menilai posisi Ma’ruf yang kurang dominan terkesan karena Pak Jokowi sebagai presiden yang kelihatan cenderung nggak pengen sang kiai dapat banyak peranan. Ini cuma kesan aja loh ya.

Hmm, apapun itu, hanya Pak Ma’ruf yang tahu. Menarik untuk kita tunggu kelanjutannya. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Indonesia Thugocracy: Republik Para Preman?

Pembangunan pabrik BYD di Subang disebut-sebut terkendala akibat premanisme. Sementara LG “kabur” dari investasinya di Indonesia karena masalah “lingkungan investasi”.

It is Gibran Time?

Gibran muncul lewat sebuah video monolog – atau bahasa kekiniannya eksplainer – membahas isu penting yang tengah dihadapi Indonesia: bonus demografi. Isu ini memang penting, namun yang mencuri perhatian publik adalah kemunculan Gibran sendiri yang membawakan narasi yang cukup besar seperti bonus demografi.

Aguan dan The Political Conglomerate

Konglomerat pemilik Agung Sedayu Group, Aguan alias Sugianto Kusuma, menyiapkan anggaran untuk program renovasi ribuan rumah.