Site icon PinterPolitik.com

Ma’ruf Amin Butuh ‘Anak’ Penerus?

maruf amin butuh anak penerus

Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin. (Foto: Instagram/@kyai_marufamin)

Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menolak gagasan dari influencer Gita Savitri terkait isu childfree yang sempat ramai diperbincangkan. Akhirnya, Ma’ruf angkat bicara juga di hadapan publik.


PinterPolitik.com

“Lantas, dunia ini siapa yang melanjutkan?” – K.H. Ma’ruf Amin, Wakil Presiden (Wapres) RI

Beberapa waktu lalu, selebgram sekaligus YouTuber Gita Savitri alias Gitasav ramai diperbincangkan karena memberikan tanggapan terkait childfree — pilihan yang mana pasangan atau seseorang memutuskan untuk tidak memiliki anak. 

Gitasav memberikan komentar bahwa pilihan childfree bisa dijadikan sebagai cara untuk membuat dirinya awet muda secara alami.

Komentar tersebut menuai berbagai kritikan. Bahkan, namanya sempat menjadi trending topic di Twitter. Membahas soal pilihan untuk memiliki keturunan, memang sih sudah menjadi pilihan hidup setiap individu masing-masing. 

Hmm, karena ramai pembicaraan soal childfree, hal ini membuat Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin sampai ikut memberikan respons lho. Wah, kalau gitu, Mbak Gitasav termasuk beruntung nih karena bisa dapat respons dari Pak Wapres. Soalnya, biasanya, beliau irit ngomong. Hehe.

Menanggapi childfree tersebut, Pak Ma’ruf memiliki perbedaaan pendapat dengan Gitasav. Pak Ma’ruf tidak sepakat dengan konsep childfree dengan memberikan tanggapan bahwa manusia harus berkembang biak untuk bisa terus mengelola bumi sampai berakhir (baca: kiamat). 

Tidak hanya itu, Pak Ma’ruf berpendapat bahwa esensi pernikahan adalah dengan memiliki keturunan. Pak Ma’ruf khawatir bahwa, jika tidak ada keturunan, dunia siapa yang akan melanjutkan apabila tidak ada generasi penerus.

Biasanya nih, konsep untuk meneruskan garis keturunan terdapat pada kalangan kerajaan nih. Mengacu pada tulisan Jackie Abel & Clifford Stevenson yang berjudul Defending the Faith(s)? Democracy and Hereditary Right in England, konsep hereditary monarch dapat dimaknai sebagai pemberian status raja atau ratu yang didasarkan dengan garis keturunan.

Biasanya, garis utama penerus takhta kerajaan harus memiliki keturunan supaya tetap bisa menurunkan takhta kerajaan kepada pemilik garis keturunan.

Wah, konsep yang mengandalkan garis keturunan berkaitan juga dengan dinasti politik nih karena mengandalkan sistem reproduksi kepemimpinan hanya berdasarkan darah dan garis keturunan ke beberapa orang saja.

Menariknya, putri keempat Pak Ma’ruf, Siti Nur Azizah Ma’ruf, juga sempat mencalonkan diri pada Pilkada Tangerang Selatan 2020. Walaupun mendapat kekalahan di Pilkada Tangerang Selatan, setidaknya Azizah sudah pernah mencoba “privilegeI” yang didapat secara tidak langsung dari ayahnya. Ya, nggak sih? Hehe.

Memang sih, pilihan untuk melakukan childfree tentu harus didasarkan atas beberapa pertimbangan. Jika mempunyai anak, sudah pasti akan memiliki tanggung jawab yang besar. 

Tidak jarang, bahkan, orang tua memiliki ekspektasi yang besar terhadap anak untuk menjadi sukses. Ini malah menjadi beban lho buat anak. Kan, kasihan… ☹

Hmm, mungkin, Pak Ma’ruf tidak sepakat dengan konsep childfree karena tetap ingin ada yang melanjutkan kepemimpinannya – bukan hanya perihal mengelola bumi saja yang dimaksud tetapi harus ada yang tetap melanjutkan roda pemerintahan juga? Atau Pak Ma’ruf sempat menaruh ekspektasi yang besar terhadap anak – seperti orang tua pada umumnya yang menginginkan anaknya sukses? (S85)


Exit mobile version