“Kalau seluruh orang ini masuk parpol lalu menularkan virus kebaikan, besok republik ini akan menjadi baik” – Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah
Sobat PinterPolitik, mimin mau tanya nih, kalau kalian berkunjung ke Jawa Tengah, jujur deh, apa yang terlintas dari benak dan pikiran kalian? Kalau mimin sih langsung terlintas, masyarakatnya yang kalem, mengikuti tradisi, dan yang paling penting, yaitu gubernurnya nyentrik itu. Hehehe.
Lah, gimana ya, cuy? Dengan perawakannya, ternyata itu tidak menyurutkan jiwa mudanya. Style dan kadang gayanya tuh berimbang gitu loh dengan anak mudah jaman sekarang.
Selain itu, kalau dipikir-pikir secara mendalam, alias direnungkan, Jawa Tengah memang selalu bisa menarik perhatian publik, cuy. Bagaimana tidak? Hampir semua hal dari provinsi ini mampu membuat orang luar penasaran.
Mulai dari batik yang beraneka corak dan model, seperti Lasem dan Pekalongan, sampai bahasa yang beragam logat pun jenis, seperti boso Gagean, boso Ngapakan, dan lain-lain. Bahkan, bahasa halus di Jawa Tengah hingga sekarang masih lestari.
Lebih-lebih, di Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, ada kebiasaan masyarakatnya yang unik, sob. Apabila sang orang tua tidak mengajarkan anaknya bahasa krama inggil, itu dinilai sebuah aib dan kurang etis karena tata krama dan stratifikasi sosial antara yang muda dan tua di sana masih sangat dijaga.
Tidak hanya warisan dan perilaku masyarakat saja yang patut diteropong, sosok dan sikap pemimpinnya juga interested, gengs. Lihat saja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang sering dijadikan buah bibir netizen di Indonesia – mulai dari kelas biasa hingga elite negara. Nah, kali ini, Pak Ganjar mendapat sorotan setelah ia menyatakan sikap yang berbeda dengan para gubernur provinsi lain terkait Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker).
Alih-alih mencontoh langkah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, dan beberapa gubernur lain yang menyatakan sikap meminta kepada Presiden Jokowi agar menangguhkan pemberlakuan RUU Ciptaker, ternyata Gubernur Jawa Tengah ini justru memilih jalan yang berbeda. Bahkan, ibaratnya tuh doi mendukung sikap pemerintah.
Bahkan, Pak Ganjar sendiri secara langsung mengatakan, jika doi setuju dengan RUU Ciptaker. Weleh-weleh, gokil nggak tuh? Memang doi nih beda dari yang lain.
Sebagaimana diketahui publik, pemerintah lewat pidato Presiden Jokowi kemarin pada 9 Oktober 2020, menegaskan kepada para demonstran jika hendak membantah omnibus law ya silahkan lewat judicial review.
Pak Ganjar berkilah apa yang dia pilih tersebut merupakan sikap yang paling menjamin ketertiban. Toh negara sudah memfasilitasi semua perdebatan terkait undang-undang di dalam Mahkamah Konstitusi (MK).
Melihat sikap Pak Ganjar ini, mimin jadi teringat dengan beberapa aktor yang memilih sikap berbeda dengan teman-temannya satu pasukan.
Tetapi, mesti diingat, mereka yang berbeda tuh beraneka nasib. Ada yang dibenci seperti Dong Tian-biao dalam film Tai Chi Master. Ada yang malah mendapatkan pujian layaknya Jon Snow dalam Game of Thrones.
Nah, kira-kira Pak Ganjar bakal bernasib seperti siapa setelah memilih jalur berbeda ini, sob? Mari kita simak selanjutnya ya, gengs. Siapa tahu setelah itu doi dapat durian runtuh? Terlebih, Presiden dan Pak Ganjar juga satu ikatan Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (KAGAMA). Hehehe. (F46)