Wacana pembangunan kawasan teknologi seperti Silicon Valley, Amerika Serikat (AS), mulai muncul dengan nama Bukit Algoritma yang akan dibangun di Sukabumi, Jawa Barat. Menariknya, terdapat sosok politikus PDIP Budiman Sudjatmiko di balik rencana ini.
Hayoo, siapa yang sudah nonton seri asal Korea Selatan (Korsel) yang berjudul Start-Up (2020)? Hampir semua yang suka seri-seri Drakor (drama Korea) pasti pada udah nonton.
Bisa dibilang, seri satu ini telah meraup kesuksesan lho dengan jumlah penonton yang besar di salah satu layanan streaming film. Sampai-sampai nih, seri satu ini menimbulkan perdebatan besar di masyarakat, yakni soal siapa yang layak menjadi pendamping Seo Dal-mi.
Tenang, gengs. Mimin nggak bakal bahas siapa yang lebih pantas kok antara Nam Do-san atau Han Ji-pyeong. Bisa-bisa, perdebatan ini bakal tidak berujung tuh. Hehe.
Mimin ingin bahas soal latar belakang kisah dari seri satu ini. Jadi nih, mereka-mereka ini ceritanya punya mimpi tuh membangun perusahaan startup yang diinkubasi dalam sebuah wadah khusus gitu. Namanya adalah Sandbox.
Kurang lebih sih, Sandbox ini mirip-mirip lah ya dengan Silicon Valley yang ada di Amerika Serikat (AS) – di mana banyak perusahaan berbasis teknologi berkembang dan merajai industri teknologi baik di dalam negeri maupun secara global. Ada Facebook, Google, Twitter, dan sebagainya tuh.
Nah, mimpi ala Start-Up ini tampaknya juga ada lho di Indonesia. Ya iyalah, masa pemuda-pemudi kita hanya bisa menonton saja. Ya nggak?
Baru-baru ini, muncul tuh wacana untuk membangun sebuah kawasan yang bakal jadi pusat perkembangan teknologi dan perusahaan startup ala Silicon Valley. Namanya adalah Bukit Algoritma.
Hmm, saking ambisiusnya, para netizen ini langsung skeptis nih sama rencana ini. Bahkan, banyak lho yang menyindir kalau masih ada berbagai keperluan masyarakat yang belum terpenuhi.
Baca Juga: Bukit Algoritma, Cita-Cita Semu?
Misalnya nih, ada kabar kalau insentif untuk tenaga kesehatan (nakes) masih belum dibayarkan lho. Belum lagi, infrastruktur digital Indonesia yang belum sepenuhnya memadai. Lha, wong pembelajaran jarak jauh (PJJ) di tengah pandemi Covid-19 aja masih menimbulkan banyak tantangan kok.
Hmm, nyinyiran para netizen ini belum tentu salah kok sebenarnya. Tapi, mimin sih positive thinking aja sih. Kan, dalam beberapa kesempatan, pemerintah juga menggalakkan kebijakan-kebijakan di bidang teknologi dan informasi kok.
Coba kalian ingat-ingat deh. Pernah lho pemerintah menggelontorkan dana yang cukup besar untuk membangun pranata sosial di ruang digital. Iyap, benar banget. Salah satunya adalah upaya untuk mendukung influencer – khususnya kala mempromosikan wisata di tengah pandemi pada tahun 2020 lalu. Hehe.
Barang kali, dengan adanya Bukit Algoritma, para influencer jadi terbantu tuh menangkap algoritma para netizen. Namanya aja Bukit Algoritma. Pasti sebukit juga dong algoritma soal kebiasaan penggunaan internet di masyarakat. Wah, apakah Bukit Algoritma ini jadi markas besar (mabes) bagi para influencer – dan buzzer? Hmm.
Tapi nih, ada hal yang menarik nih dari rencana pembangunan Silicon Valley ala Indonesia ini. Soalnya nih, ada lho salah satu politikus PDIP yang terlibat dalam rencana ini. Beliau adalah Budiman Sudjatmiko. Itu lho yang dulu disebut-sebut mirip dengan Ardhito Pramono. Hehe.
Wah, mungkin, rencana ini bisa jadi pembuktikan bagi Bung Budiman nih. Soalnya, selama ini, Budiman makin jarang terlihat lho di publik dan media setelah sebelumnya aktif mendukung kampanye Joko Widodo (Jokowi)-K.H. Ma’ruf Amin pada 2019 silam.
Hmm, mari kita nantikan sajalah bagaimana kelanjutan dari rencana Bukit Algoritma ini. Ya, kalau nanti berhasil, mungkin nama akun Instagram milik Bung Budiman bisa tuh diganti dari @budimaninovator menjadi @budimaneksekutor. Canda deng. Hehe. (A43)
Baca Juga: Gagal Jadi Menteri, Budiman Kini Komisaris
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.