Site icon PinterPolitik.com

Mahfud MD Permainkan Bjorka?

Mahfud MD Permainkan Bjorka?

Mahfud MD. (Foto: :iputan6)

“Satgas itu dibentuk bukan untuk memburu Bjorka, sebab yang dari Bjorka itu tak satupun yang membobol rahasia negara. Itu hanya sensasi,” – Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam)


PinterPolitik.com

Beberapa hari terakhir jagat media sosial (medsos) masih terus dibanjiri berita tentang Bjorka. Di tengah polemik Bjorka ini, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memberikan sindiran dengan menyebutkan bahwa Bjorka hanya mencari sensasi.

Mahfud menyebut apa yang dilakukan oleh Bjorka bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan, sebab data yang dibocorkan olehnya tidak satupun merupakan rahasia negara.

Sedikit memberikan konteks, Bjorka sebelumnya sempat membocorkan data pribadi sejumlah pejabat di Indonesia, termasuk Mahfud. Namun, data pribadi Mahfud yang dibocorkan rupanya data yang salah.

Mahfud menilai Bjorka bukanlah hacker (peretas) yang perlu dikhawatirkan – tentu hal ini merujuk karena validitas data yang dibocorkan olehnya. Bahkan, Mahfud mengatakan kalau ia telah mengetahui siapa Bjorka sebenarnya.

Pola komunikasi antara Mahfud kepada Bjorka ini mengingatkan kita pada anime Death Note (2006-2007). Mahfud seolah meminjam peran yang diperagakan oleh karakter Detektif L saat memojokkan klaim superioritas dari lawannya, yakni Light Yagami.

Saat mengatakan bahwa Bjorka tidak membongkar rahasia negara, secara tidak langsung Mahfud melunturkan apa yang disebut klaim superioritas yang dimiliki Bjorka.

Mahfud Sudah Lacak Bjorka?!

Anyway, superioritas yang dimaksud mirip dengan istilah superiority complex loh – sebuah perilaku yang terbentuk karena seseorang merasa lebih hebat daripada orang di lingkungan sekitarnya.

Di sini, terlihat kalau Mahfud telah mempermainkan Bjorka. Ia mencoba menekan klaim superioritas itu agar Bjorka terpancing untuk membuat kesalahan.

Perlu diingat, kondisi superiority complex terbentuk karena adanya perasaan insecure dan masalah kepercayaan diri pada seseorang. Oleh karena itu, dengan menekan orang itu, sangat rentan untuk membuka celah kesalahannya.

Alfred Adler dalam bukunya Understanding Human Nature menggarisbawahi bahwa perilaku superior sebenarnya bentuk mekanisme bela diri di balik perasaan inferior seseorang.

Perilaku yang membuat seseorang merasa lebih dari orang lain. Namun, keangkuhan tersebut boleh jadi cara mereka untuk menyembunyikan kelemahan atau kegagalan yang sudah pernah dialami.

Salah satunya adalah dengan cara menutupi identitas aslinya – tentu karena identitas asli dalam konteks ini bentuk kelemahan terbesarnya.

Dalam Death Note, Light juga menggunakan identitas baru sebagai Kira – sosok yang kemudian sangat dipuja oleh masyarakat.  Ini mirip dengan Bjorka yang merupakan identitas anonim yang sempat juga dipuja masyarakat.

Lagi-lagi, Light atau Kira mempunyai banyak kesamaan dengan Bjorka. Mereka berdua merasa punya kuasa yang sulit dihentikan. Jika Light berkuasa karena mempunya death note, maka Bjorka berkuasa di dunia hacker.

Hmm, jadi setelah menyandingkan pola komunikasi antara Mahfud dan Bjorka dengan Detektif L dan Light, baru bisa dipahami sebenarnya Mahfud sedang memainkan peran Detektif L, yaitu memainkan musuh anonim ini.

By the way, pengakuan Mahfud kalau sudah tau siapa Bjorka sebenarnya bukan merujuk pada pengertian sebenarnya, melainkan pada pengertian kiasan bahwa Mahfud sudah tahu kelemahan Bjorka yang punya klaim superioritas itu. Hehehe. (I76)


Kelas Revolusi Baru, Jalan Nadiem Menuju Pilpres
Exit mobile version