HomeCelotehMahfud MD dan Perang Bintang

Mahfud MD dan Perang Bintang

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memberikan bocoran bahwa terjadi perang bintang di internal Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Apakah ini semacam sekuel baru dari franchise Star Wars?


PinterPolitik.com

“No longer certain that one ever does win a war, I am” – Yoda, Star Wars: The Clone Wars (2008-2014)

Bagi para penggemar franchise dari Star Wars, kisah-kisah yang dikemas dengan apik dalam bentuk film maupun serial pasti menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu. Bahkan, ketika trailer atau teaser dari judul terbaru keluar di sejumlah platform media sosial (medsos), para fans pasti langsung membahas potongan-potongan video yang ada di dalam teaser/trailer tersebut.

Biasanya tuh, setelah satu teaser/trailer keluar, semuanya langsung berteori tuh. Berdasarkan easter eggs (petunjuk) yang muncul di dalam video itu, para fans sudah membuat gambaran alur cerita dan kisah yang kemungkinan bakal muncul di film – ini biasa disebut sebagai fan theories.

Saat para penggemar Star Wars bersiap untuk rilis serial Obi-wan Kenobi (2022) pada Mei 2022 lalu, sejumlah fan theories pun muncul. Beberapa di antaranya muncul berdasarkan upaya para penggemar untuk membedah trailer yang diunggah oleh Disney+ dan Lucasfilm.

Nah, sebenarnya, banyak dari fan theories itu ternyata tidak benar terjadi dalam serialnya. Namun, Ewan McGregor – aktor yang memerankan karakter Obi-wan Kenobi dalam serial itu – mengatakan bahwa teori-teori yang dibuat para penggemar tetap menarik untuk dibaca dan diikuti.

Mungkin nih, penggunaan trailer dan teaser dalam industri film kayak gini juga berlaku nih di dunia politik dan pemerintahan. Gimana nggak? Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkapkan kemungkinan adanya perang bintang di internal Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Baca juga :  Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor
Benarkah ada Perang Jenderal Polri

Sontak aja, pernyataan Pak Mahfud ini langsung dapat tanggapan dari anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Demokrat, Hinca Panjaitan. Kata Pak Hinca nih, Pak Menko Polhukam hanya memberikan informasi yang sepotong-potong. 

Padahal, menurut Pak Hinca, masyarakat perlu tahu informasi sepenuhnya soal apa yang terjadi di perang antar-jenderal yang ada di Polri. Hmm, kan, kalau Pak Mahfud nge-buka langsung siapa saja bintang-bintang yang berperang ini, masyarakat langsung bisa menilai tuh.

Eits, tapi nih, kalau langsung ngasih tahu, masyarakat langsung spoiled ya soal ceritanya. Boleh jadi, Pak Mahfud ini lagi nge-rilis teaser/trailer-nya dulu nih supaya masyarakat bisa berteori dulu layaknya fan theories dalam franchise film terkenal semacam Star Wars.

Dampak semacam ini sejalan sih dengan penjelasan Colin Seymour-Ure dalam tulisannya yang berjudul Rumour and Politics. Se-enggak-nya, informasi yang bisa jadi merupakan rumor dapat mempengaruhi diskursus di masyarakat – setidaknya dalam bentuk destabilisasi pada tingkat tertentu.

Nah, kalau gini caranya, perang bintang yang disebut oleh Pak Mahfud ini bisa jadi semacam sekuel Star Wars baru nih karena kekacauan – as in chaos – bisa aja terjadi di antara dua bintang yang berperang. Hmm, kira-kira, siapa ya yang jadi kubu Jedi dan Sith-nya masing-masing? Menarik nih ditunggu tanggal rilisnya film Perang Bintang ala Pak Mahfud ini. (A43)


Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?