HomeCelotehLuhut dan Susi, Dua Nemesis?

Luhut dan Susi, Dua Nemesis?

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan pelaksanaan razia kepada gudang-gudang obat di tengah lonjakan harga obat-obat terapi Covid-19. Namun, pengumuman itu dikritik oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (Men-KP) Susi Pudjiastuti karena justru memberikan kesempatan selang tiga hari atas razia itu sendiri. Permusuhan dua nemesis ini sepertinya belum selesai.


PinterPolitik.com

Siapa yang nggak familiar dengan dua tokoh kartun yang bernama Tom dan Jerry? Yup, Tom dan Jerry ini masing merupakan seekor kucing dan seekor tikus.

Dalam episode-episode kartun bertajuk Tom and Jerry (1940-1967) ini, kucing dan tikus ini kerap bermusuhan lho. Tom sebagai kucing peliharaan beberapa kali dimarahi oleh majikannya karena gagal menangkap Jerry si tikus.

Alhasil, sering tuh Tom melakukan berbagai usaha dengan berbagai cara untuk menangkap Jerry. Sementara, Jerry sebagai tikus yang cerdik kerap berhasil mengelabui dan menggagalkan berbagai upaya Tom.

Mungkin nih, aksi kejar-kejaran antara Tom dan Jerry ini juga menggambarkan hubungan antara dua pejabat dan mantan pejabat di Indonesia, yakni antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (Men-KP) Susi Pudjiastuti.

Gimana nggak? Kedua figur ini kerap berseberangan dan adu pendapat lho. Baru-baru ini, misalnya, Bu Susi mengkritik Pak Luhut yang mengumumkan razia dan inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan di gudang-gudang obat akibat lonjakan harga obat-obat terapi Covid-19.

Namun, pengumuman itu diberikan selang dua hingga tiga hari sebelum razia dan sidak dilakukan. Sontak aja, Bu Susi bilang kalau pengumuman itu bisa dijadikan kesempatan untuk menyembunyikan terlebih dahulu produk-produk yang ada di gudang tersebut.

Baca Juga: Pak Luhut Jadi “Polisi India”?

Akhir Luhut di 2024

Ya, mungkin, kalau dianalogikan di sekolah, Pak Luhut ini tipe guru yang suka memberikan kisi-kisi kepada siswa-siswinya kala akan memberikan ujian. Biasanya, kan, ada tuh tipe guru yang baik seperti ini.

Sementara, ada juga guru yang ­nggak ada angin nggak ada apa langsung memberikan ujian di hari itu aja. Ya, tipe guru yang seperti ini pasti bakal bikin murid-murid kaget dan shock lah ya. Mungkin, Bu Susi cenderung mirip dengan tipe guru yang kayak gini kali ya?

Ya, terlepas dari tipe guru mana yang lebih disukai oleh siswa-siswi, bisa dibilang Pak Luhut dan Bu Susi ini semacam dua nemesis layaknya Tom dan Jerry yang susah akur. Eitstapi, jangan salah, gaes. Tom dan Jerry terkadang juga bisa kompak lho.

Dalam beberapa kesempatan, Tom dan Jerry malah bekerja sama ketika ada musuh atau masalah bersama – ya meskipun ujung-ujungnya jadi nggak akur lagi. Mungkin, Pak Luhut dan Bu Susi juga seperti itu tuh kala dulu sama-sama menjabat sebagai menteri di Kabinet Kerja – ya meskipun kerap silang pendapat soal beberapa kebijakan seperti penggunaan cantrang dan peledakan kapal asing.

Hmm, mungkin nggak ya di masa mendatang Pak Luhut dan Bu Susi akur lagi ketika menghadapi musuh atau masalah bersama? Ya, nggak ada yang nggak mungkin lah ya di dunia politik ini. Menarik untuk diikuti nih kisah dua nemesis ini. Hehe. (A43)

Baca Juga: Susi-Anies Tenggelamkan PDIP?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?