Site icon PinterPolitik.com

Lord Rangga Pergi, Indonesia Bersedih?

Lord Rangga Pergi, Indonesia Bersedih?

Edi Raharjo alias Lord Rangga. (Foto: Istimewa)

“Selamat jalan, Lord Rangga! Terima kasih sudah menyuguhkan kritik sosial dengan balutan performance gimmick yang cerdas untuk masyarakat yang memang bingung ini! Suwargi langgeng!” – Warganet


PinterPolitik.com

Sejumlah warganet di Indonesia terlihat benar-benar berduka dan sekaligus menyampaikan doa atas kepergian tokoh eksentrik Rangga Sasana alias Lord Rangga Sunda Empire.

Rangga meninggal dunia dalam perawatan di RS Mutiara Bunda Tanjung, Brebes, Jawa Tengah.

Seketika itu, kata kunci Lord Rangga berada di posisi kedua trending di Twitter Indonesia dengan lebih dari 17 ribu kicauan.

Pria yang bernama asli Edi Raharjo ini dikenal sebagai salah satu pendiri Sunda Empire di Bandung, Jawa Barat. Ketika itu, ia sempat menghebohkan publik tatkala mengklaim kekaisaran Sunda Empire.

Rangga mengaku sebagai Gubernur Jenderal Sunda Nusantara. Ia menjelaskan kekaisarannya adalah kekaisaran matahari dan bumi.

Pada awal tahun 2020, Rangga akhirnya dinyatakan terbukti bersalah lantaran menyebarkan berita bohong hingga menimbulkan keonaran – mengakibatkan ia harus ditahan di balik jeruji besi.

“Sunda Empire” Baru Terus Bermunculan?

Anyway, alih-alih Rangga ini dibenci, malah banyak pihak yang terlihat simpati. Ini terbukti pembicaraan di jagat maya tentang kepergian Lord rangga ditanggapi dengan nada positif.

Kebanyakan mengucapkan belasungkawa dan mengatakan bahwa sosok fenomenal asal Brebes tersebut selama ini dipandang sebagai orang yang menghibur.

Robert K. Merton dalam bukunya Social Structure and Anomie menjelaskan bahwa masyarakat dalam beberapa kasus mengalami sebuah fenomena sosial yang disebut dengan disfungsi sosial.

Nah, dilihat dari ciri-cirinya, apa yang terjadi pada komunitas Sunda Empire ini merupakan bentuk terjadinya disfungsi sosial di dalam masyarakat terhadap struktur sosialnya. Mengapa demikian?

Tentu, ini dikarenakan ada perasaan berjarak antara masyarakat dengan negara dalam hal ini pemerintah – yang mana pemerintahan dianggap tidak bisa merangkul lapisan elemen masyarakat.

Pada akhirnya, tidak ada corong untuk bagi masyarakat untuk mengeksplorasi diri atau komunitas mereka – terutama komunitas yang menjunjung budaya lokal sebagai bagian dari cara pandang dunianya (worldview).

Lantas, kenapa Lord Rangga bisa mendapat simpati dari warganet? Nah, kita bisa memulai dari teori yang sama tapi pada kasus yang berbeda. Coba kita lihat bagaimana komentar salah satu warganet tentang kepergian Lord Rangga.

Salah satu warganet menyebut, “Selamat jalan, Lord Rangga! Terima kasih sudah menyuguhkan kritik sosial dengan balutan performance gimmick yang cerdas untuk masyarakat yang memang bingung ini.

Cuitan ini memperlihatkan adanya harapan baru terhadap kehadiran Lord Rangga di tengah keadaan yang tidak pasti, atau dalam bahasa warganet di atas yakni “masyarakat bingung”. Fenomena semacam ini disebut dengan “anomie”.

Merton dalam buku yang sama juga memperkenalkan “anomie”. Sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan yang kacau tanpa peraturan. Kata ini berasal dari bahasa Yunani “a” bermakna “tanpa”, dan nomos “hukum” atau “peraturan”.

Sederhananya, anomie adalah kondisi yang mana masyarakat merasa pemerintah tidak banyak memberikan petunjuk moral kepada individu sehingga individu mencari pengalihan kepada individu lain yang dianggap representatif dengan dirinya.

Fenomena ini yang sekiranya mampu menjelaskan kenapa, di saat masyarakat kebingungan, Lord Rangga dapat hadir dan menyampaikan kritik sosial dengan cara yang berbeda.

Hmm, sebagai penutup, mungkin doa terbaik juga kami haturkan kepada Lord Rangga. Semoga saja peristiwa duka hari ini yang bersamaan dengan pengeboman di Polsek Astana Anyar di Bandung tidak dikait-kaitkan.

Meskipun beliau dalam setiap wawancara selalu menyebut bahwa PBB dan Pentagon lahir di Bandung, mungkin yang dimaksud Pajak Bumi Bangunan (PBB) kali ya? Kalau itu bukan cuma ada di Bandung kantornya, tapi ada di mana-mana. Uppss. Hehehe. (I76)


Ini Heeren Zeventien Yang Dibilang Rangga Sunda Empire
Exit mobile version