HomeCelotehLangkah Tepat Prabowo Keluar Golkar?

Langkah Tepat Prabowo Keluar Golkar?

Banyak politisi dan pemimpin partai politik – seperti Prabowo Subianto (Gerindra), Surya Paloh (Nasdem), Wiranto (Hanura), Tommy Soeharto (Berkarya), dan Hary Tanoesoedibjo (Perindo) – merupakan mantan kader Partai Golkar. Mengapa mereka memutuskan untuk meninggalkan partai berlambang pohon beringin tersebut?


PinterPolitik.com

Siapa yang tidak bangga bila menggunakan jas kuning? Tentu, jas kuning yang dimaksud di sini tidaklah selalu identik dengan salah satu perguruan tinggi ternama di Negeri Indonesia dalam alternate universe Bumi-45, melainkan juga bisa berkaitan dengan salah satu partai politik (parpol), yakni Partai Golkar.

Mungkin, jas kuning yang satu ini juga bisa jadi pride (kebanggaan) tersendiri bagi yang pernah mengenakannya. Lagipula, tidak sedikit juga para alumninya yang ternyata bisa sukses setelah “lulus” dari Golkar, seperti Pak Bowo dan Pak Surya yang masing-masing kini menjadi Ketua Umum Partai Gerindra dan Partai Nasdem.

Terlepas dari mereka alumni yang sukses atau tidak, Pak Bowo, Pak Wir, Pak Heri, Mas Tomi, dan Pak Surya tentunya pernah menjadi “sahabat” dalam satu partai – meski akhirnya sempat berseberangan kala pesta demokrasi pada tahun 2019 lalu. Usut punya usut, Pak Bowo dan Pak Surya menerima sebuah broadcast message melalui aplikasi percakapan WassApp (WA) mereka masing-masing.


Ahmad D.K.:

PERHATIAN!

Ada kabar gembira untuk kita semua.

Partai Golkar telah mengajak Anda-Anda semua untuk menghadiri Reuni Alumni Golkar I yang bakal diselenggarakan pada:

Hari/Tanggal: Selasa, 20 Oktober 2021

Tempat: Pohon Beringin Taman Belakang

Mari kita rayakan bersama hari ulang tahun (HUT) Golkar yang ke-56. Golkan Golkar!


Pak Bowo dan Pak Surya yang awalnya merasa ragu akhirnya datang ke acara reuni tersebut. Bagaimana tidak? Meski kini telah bekerja di tempat-tempat yang berbeda, rasa rindu itu pun muncul kembali di benak mereka.

Baca juga :  The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Baca Juga: Tanpa Azis, Golkar Tetap Kokoh?


Pak Bowo: Hei, Surya. Apa kabar?

Pak Surya: Wah, baik. Baik. Gimana kabarnya Pak Bowo setelah jadi Menhan-nya Pak Joko?

Pak Bowo: Yah, begitu lah. Saya sekarang jadi sibuk ke luar negeri, Pak. Pak Surya, gimana? Kok Pak Surya nggak ikut jadi menteri juga?

Pak Surya: Lah, saya mah nggak usah. Biar Pak Johnny dan Pak Limpo saja yang jadi menteri. Lagian, gara-gara Pak Bowo juga nih saya jadi sempat crash sama Pak Joko pas itu.

Pak Wir: Hei, apa kabar kalian semua? 

Pak Bowo: Eh, Pak Wir. Gimana kabarnya? Saya dengar kemarin Pak Wir lagi sakit hati.

Pak Wir: Tenang saja, Pak Bowo. Yang sakit bukan hati saya, tapi hati nurani rakyat. Kalau nggak percaya, coba aja tanya ke OSO. Hehe.  

Pak Angga: Sudah. Sudah. Gimana kalau kita kembali bersama lagi? Balikan gitu di 2024. Masa kalian nggak kangen sih kayak zamannya Pak Tanjung dulu? Kalau pohon beringinnya kokoh, banteng pun nggak mempan. Bukan begitu?

(A43)

Baca Juga: 2022, Jokowi Hijrah ke Golkar?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?