“Where are you now?” – Iselin, penyanyi asal Norwegia
PinterPolitik.com
Kita sepakat ya, gengs, bahwa di tengah terjangan pandemi Covid-19 yang menimpa Indonesia saat ini, kondisi negara kita sangat memprihatinkan, khususnya dalam hal komunikasi antara lembaga, baik instansi kementerian maupun lembaga yang lainnya. Beuh, kacau balau, bosku.
Kemarin, kita sudah membahas tentang kurang baiknya bentuk komunikasi antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Komunikasi tersebut terkait penyerapan alat pelindung diri (APD) dalam negeri yang saat ini numpuk meski sudah lolos uji standardisasiWorld Health Organization (WHO).
Nah, kali ini, ternyata ada hal baru lagi, cuy, yang parah, yaitu koordinasi dan komunikasi antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, dengan Satuan Gugus Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19. Sampai-sampai, dapat kritik dan arahan dari mantan Calon Wakil Presiden Indonesia pada Pilpres 2019 lalu, yakni Sandiaga Uno.
Ceritanya begini, cuy, Pak Sandi mengkritik komunikasi internal pemerintah yang jelek dan perlu diperbaiki, khususnya yang berkaitan dengan rencana pembukaan sekolah. Menurut doi, komunikasi publik adalah hal penting.
Jadi, harus memiliki jalur komunikasi yang jelas, alias tidak awur-awuran. Gugus tugas harusnya menjadi pintu utama terkait penyampaian informasi kepada publik karena, saat ini banyak komunikasi yang overlapping alias tumpang tindih antar lembaga maupun kementerian.
Kurang lebih pernyataan Pak Sandi seperti ini, “Saya dukung semua (informasi yang diungkapkan) lewat Gugus Tugas. Itulah panglima kita harus beri informasi, termasuk soal pendidikan. Sisanya amplifikasi dari apa yang didapatkan dari Gugus Tugas.”
Weleh-weleh, kalau papa online – sapaan Sandi – sudah berbicara, harusnya ini perlu dipertimbangkan ya, gengs, oleh pemerintah. Secara, selain sebagai pebisnis, Pak Sandi ini juga dikenal dengan komunikasi publiknya yang bagus dan menarik. Hehehe.
Pasalnya, terkait informasi pembukaan sekolah ini, sebelumnya, Kemdikbud menyatakan rencana pembukaan sekolah akan dilakukan pada pertengahan Juli 2020. Namun, ternyata dianulir sendiri oleh Mendikbud Nadiem yang menyatakan hal tersebut merupakan keputusan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Bahkan, hingga saat ini Mas Nadiem juga belum banyak bersuara soal pembukaan sekolah. Duh, gimana nih kelanjutannya? Kemarin ketika ada masalah mahasiswa terkait uang kuliah tunggal (UKT) yang gak ada penurunan di tengah pandemi Covid-19 gak terlihat. Masa ada masalah ini lagi masih gak mau muncul?
Apa jangan-jangan doi ngambek ya, gengs? Kan, sebelum-sebelumnya mendapatkan banyak kritik dan tekanan dari berbagai pihak. Please, jangan ngambek dong, Mas Menteri. Ini kan masyarakat menanti kebijakanmu.
Nah, by the way, ini kan Pak Sandi sudah memberi kritik cukup renyah kepada Mas Menteri. Barang kali mau diskusi PinterPolitik.com? Kita fasilitasi deh pertemuannya. Hitung-hitung ini sebagai ranah diskusi dan bentuk klarifikasi kepada publik soal sebenarnya ada apa dan kenapa.
Terlebih, tidak sedikit permasalahan yang muncul akibat sekolah berbasis online ini. Bahkan, banyak loh yang mengeluh boros kuota. Melalui tulisan ini, semoga nanti ada diskon atau promo untuk pembelian kuota internet. Hehehe. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.