Site icon PinterPolitik.com

Laga Besar BLINK vs Jakmania

laga besar blink vs jakmania

Girlband populer asal Korea Selatan (Korsel), BLACKPINK, menggelar tur dunia bertajuk BORN PINK di Hong Kong pada Januari 2023 lalu. (Foto: Kpopping.com)

Konser BLACKPINK bertajuk judul album mereka, BORN PINK, akan segera hadir di Jakarta, Indonesia. Namun, girlband favorit para BLINK tampaknya harus menghadapi cibiran dari suporter Persija Jakarta, yakni Jakmania.


PinterPolitik.com

“게임이 아냐 진 적이 없으니까. 짖어봐 네 목에 목줄은 내 거니까” – BLACKPINK, “Shut Down” (2022)

Are you ready, BLINKs? BLACKPINK dengan tur dunianya, BORN PINK World Tour, akan segera hadir di Jakarta, Indonesia, pada akhir pekan ini, yakni pada 11-12 Maret 2023. Setelah berkeliling ke Eropa dan Amerika sejak Oktober 2022 kemarin, salah satu girlband K-pop terpopuler ini akhirnya melaksanakan turnya di Asia.

Tapi, kedatangan BLACKPINK yang ditunggu-tunggu malah justru tidak disukai oleh sejumlah pihak. Beberapa di antaranya adalah suporter klub sepak bola Persija Jakarta – dikenal sebagai Jakmania.

Lho, memangnya kenapa? Katanya sih, konser BLACKPINK yang bakal digelar di Stadium Gelora Bung Karno (GBK) menjadi penyebab bagi ditundanya laga antara Persija dengan Persib Bandung.

Kecewa dengan kabar ini, sejumlah Jakmania akhirnya “menyerbu” profil Instagram resmi milik BLACKPINK. 

Waduh, apa jadinya kalau BLINK bertemu Jakmania nih? Bisa-bisa kacau tuh. Pasalnya nih, dua fanbase ini memang dikenal punya tingkat militansi tertentu. Jika fandom K-pop terkenal loyal di media sosial (medsos), suporter bola dikenal loyal di lapangan. ☹

Terlepas dari fandom mana yang lebih dominan, tingkat fanatisme yang tinggi antar-kelompok ini sebenarnya merupakan fenomena sosial yang menarik untuk diamati. Soalnya nih, asosiasi terhadap kelompok semacam ini membuat individu merasakan ikatan yang kuat.

Hal inilah yang berusaha dijelaskan oleh Henry Jenkins dalam bukunya yang berjudul Textual Poachers: Television Fans and Participatory Culture. Jenkins se-enggak-nya menyebut fenomena ini sebagai participatory culture (budaya partisipatoris).

Beberapa ciri dari budaya partisipatoris ini di antaranya adalah kuatnya keyakinan di antara anggota-anggotanya bahwa kontribusi mereka penting dan adanya eratnya keterhubungan sosial di antara anggota-anggotanya. 

Mungkin, inilah kenapa kelompok-kelompok ini punya pengaruh politik yang besar ketika mereka peduli terkait kepentingan sosial-politik. Jakmania, misalnya, bisa jadi memiliki suara yang penting di saat Tragedi Kanjuruhan terjadi pada Oktober 2022 lalu.

Nggak hanya Jakmania, fandoms di K-pop seperti BLINK juga bisa mempengaruhi gerakan-gerakan sosial-politik yang krusial. Di Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2020 kemarin, penggemar K-pop disebut ikut mempengaruhi sepinya kampanye Presiden Donald Trump.

Hmm, so, guys, instead of bersaing dengan satu sama lain dengan melakukan fan war lagi, gimana kalau kita fokuskan ke hal-hal yang penting? Nah, daripada memfokuskan energi pada kelompok yang horizontal secara kekuatan politik, kenapa nggak bersatu nge-lawan ketidakadilan yang ada di sekitar? Hehe. (A43)


Exit mobile version