“You either die a hero, or you live long enough to see yourself become the villain,” – Harvey Dent dalam film The Dark Knight (2008)
PinterPolitik.com
Komisi Pemberantasan Korupsi. Sebuah lembaga yang diharapkan bisa menjadi garda terdepan bagi penghapusan korupsi yang sudah bagaikan borok menahun di negeri ini. Tingginya harapan kepada lembaga ini kerap kali diwarnai dengan kepercayaan publik yang tinggi.
Tentu, lembaga ini tak sempurna. Meski begitu, dengan pengungkapan kasus korupsi yang datang silih berganti, kepercayaan dan harapan publik kepada lembaga antirasuah ini tergolong amat jarang luntur. Hal ini tergambar dari banyak survei yang kerap menempatkan KPK sebagai lembaga yang dipercaya masyarakat.
Sayangnya, hal itu boleh jadi gak nampak dalam survei 100 hari pertama Kabinet Jokowi-Ma’ruf, setidaknya versi riset Alvara Research Center. Menurut lembaga survei tersebut, kepuasan publik kepada lembaga tersebut mengalami penurunan cukup tajam.
Kalau merujuk ke survei lembaga tersebut di Agustus 2019, KPK menempati urutan nomor 2 untuk urusan lembaga paling dipercaya publik. Sementara itu, di Februari 2020 mereka harus menduduki urutan nomor 5.
Hmmm, mungkin ini cuma sekadar survei. Tapi mungkin aja ini bisa menjadi semacam alarm bagi komisi antirasuah itu. Soalnya, performa mereka sebelumnya, meski lagi-lagi belum sempurna, membuat KPK jadi tumpuan harapan dan kepercayaan publik dalam pemberantasan korupsi.
Pimpinan KPK Nawawi Pomolango sih kayaknya gak ambil pusing dengan hasil survei. Katanya, KPK tidak bekerja untuk memuaskan lembaga-lembaga survei.
Mungkin ini ada benarnya. Indikator kesuksesan KPK mungkin lebih tepat kalau dikaitkan dengan perbaikan indeks persepsi korupsi, jumlah koruptor kelas kakap yang ditangkap, dan lain sebagainya. Tapi, mungkin gak ya kepuasan publik itu cerminan dari performa KPK dalam indikator-indikator itu?
Hmmm, kalau melihat perubahan pandangan publik kepada KPK ini, bisa gak ya dikaitkan dengan pernyataan Harvey Dent di film The Dark Knight (2008)? Di film itu Harvey kan bilang, “you either die a hero, or you live long enough to see yourself become the villain”. Terjemahin sendiri ya, hehe.
Nah, apakah mungkin publik yang disurvei Alvara itu udah mulai melihat KPK mengarah menjadi villain?
Ah, itu kan cuma pertanyaan. Tapi, gimana ya, setelah revisi UU KPK, sepertinya publik, khususnya aktivis antikorupsi, memang sulit melihat KPK sekarang ini sebagai hero.
Ya, semoga aja KPK bisa segera memperbaiki kepercayaan publik dengan tentunya menunjukkan performa terbaiknya. Toh, belum lama menjabat juga. Mungkin, kasus Harun Masiku bisa jadi awal untuk hal itu. Mungkin ini mah, gak ada tuduhan apa-apa. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.