Site icon PinterPolitik.com

KPK: DPR Permalukan Diri Sendiri

“Hukum hukum keadilan tergadai kepentingan politis. Akidah akidah tergadai materialistis.”  ~  Taufik Ismail


PinterPolitik.com

Bukan orang namanya kalau tidak punya emosi. Begitu juga anggota DPR, mereka ‘terpaksa’ menunjukkan emosi di depan umum supaya dikira orang, bukan mesin partai.

Tapi emosinya beda-beda lho! Kadang A kadang B, tergantung situasi.

Coba bandingkan emosi anggota DPR waktu mau nyaleg sama waktu sudah duduk di meja rapat. Waktu nyaleg, emosinya riang gembira. Hura hura minta dipilih.

Tapi, waktu ketangkap korupsi, emosinya jadi gundah gulana. Murung, suram, jadi bawaan sehari-hari. Habis murung, terus lupa makan dan halusinasi wakakakaka

Tenang, kini anggota DPR punya senjata baru untuk melawan senjata bungkam milik KPK. Namanya senjata bungkam di depan microphone. Hehehe

Bapak Laode ini memang salah, sih. Seharusnya senjata bungkam dipakai, apalagi waktu debat sama anggota dewan. Kalah deh bapak! Kan anggota dewan memang pinter bersilat lidah, jagonya berdebat kusir, makanya kepilih. Eh.

Kalau sudah begitu, sebenarnya giliran anggota dewan yang dapet senjatanya. Wadidaaaaw kelar deh kalau sudah di tangan anggota dewan. KPK bisa diberondong habis setelah pariwara ini. (?)

Padahal, senjata bungkam anggota dewan sempat ada di tangan Papa Setnov. Diaaam seribu bahasa kalau ditanya penyidik. Itu dulu, sih hehe.

Tapi, giliran tidak ada lagi Papa, satu DPR ngga bisa berhenti bersuara. Sekarang mereka minta imunitas dari KPK lewat UU MD3.

Sayang saja, mereka diam-diam. Mereka lihai untuk tidak menggerutu di depan microphone. Kan memang gitu lidah politisi, wakakaka.

Padahal, menurut Bapak Laode sendiri, seharusnya anggota DPR tidak boleh punya kekebalan hukum. Orang rakyatnya saja bisa kena hukum! Bahkan presiden saja bisa kena hukum!

“Pak Masinton lulus mata kuliah pengantar hukum kan!” seru Bapak Laode kepada Bapak Masinton, politisi yang paling ‘peduli’ akan kinerja KPK, dan ‘dipesan’ untuk membela citra jeblok DPR.

Nah kan. Presiden saja tidak punya imunitas. All men are same before the law. Semua manusia sama di depan hukum

Jadi gimana? Anggota dewan bukan manusia?

Pantes aja malu-maluin diri sendiri. (R17)

Exit mobile version