“It is very uncomfortable to be dizzy 24 hours a day.” – Bojan Krkic, Spanish Footballer
PinterPolitik.com
Simpati. Mungkin itu yang harus kita berikan ke Sri Mulyani saat ini. Sebagai Menteri Keuangan (Menkeu), beliau pusing mendapatkan uang buat negara, pusing menstabilkan keuangan negara dan sekarang pusing karena uang negara dikorupsi.
Indonesia memang gak lepas dari korupsi. Cuman kalo terus-terusan ya menteri sekelas Sri Mulyani juga bisa pusing. Belum selesai skandal desa siluman, sekarang Sri Mulyani dihadapkan pada dana bantuan pendidikan yang dikorupsi.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sendiri telah menggelontorkan dana bantuan pendidikan sebesar Rp 492,5 triliun, di mana Rp 163,1 triliun buat pusat, Rp 308,4 triliun buat daerah dan Rp 21 triliun buat pembiayaan. Ini kan udah triliun ya, bukan juta lagi. Kebayang seberapa ruginya negara dengan adanya praktik korupsi.
Sri Mulyani pun tak luput memaparkan bahwa 80% bantuan operasional sekolah dari pusat ke daerah tuh udah pake metode by name by address. Sama kayak paket langsung dianter ke alamat utama. Sayangnya, metode ini pun masih kebobolan dengan adanya permintaan jatah ‘dari atas’.
Sri Mulyani memang tidak mespesifikasikan siapa si oknum-oknum ‘dari atas’ itu. Namun kembali lagi, dalam dunia pendidikan korupsi bersifat sistemik. Jadi kalo korupsi itu condong struktural, kayak guru ke kepala sekolah, kepala sekolah ke dinas dan seterusnya.
Inilah kenapa praktik korupsi di dunia pendidikan sulit dibongkar. Eksistensi para oknum korup yang menciptakan rantai busuk untuk saling melindungi, menciptakan tembok tebal bagi lembaga seperti KPK untuk memberantas praktik jahat ini.
Daripada pusing sendiri ada baiknya Sri Mulyani berkolaborasi dengan Nadiem Makarim guna memberantas korupsi di bidang pendidikan. Nadiem Makarim memiliki kepemimpinan yang unik dan revolusioner dimana Nadiem datang sebagai Mendikbud baru yang membawa ide-ide segar.
Dari awal menjabat menteri-menteri Jokowi ini kan sibuk banget bersih-bersih sekaligus merampingkan instansinya masing-masing. Kayaknya itu pun perlu terjadi di bidang pendidikan biar yang kerjanya bener aja yang bertahan. Maka marilah Bu Sri Mulyani dan Mas Nadiem berkolaborasilah untuk meningkatkan teamwork yang lebih komprehensif. (M52)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.