Site icon PinterPolitik.com

Khofifah ‘Selamatkan’ Luhut?

Khofifah ‘Selamatkan’ Luhut

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan) dalam sebuah rapat pada tahun 2019 lalu. (Foto: Istimewa)

“Kematian adalah jembatan yang menghubungkan orang yang mencintai dengan yang dicintainya” – Jalaluddin Rumi, filsuf teologi asal Persia


PinterPolitik.com

Penikmat bola pasti tahu kehebatan tim-tim asal Serie A Italia. Bahkan, mimin bisa menjamin bahwa mereka yang nggak kenal AC Milan, Inter Milan, AS Roma, Juventus, Lazio, dan Chievo hanyalah orang-orang yang cuman gaya-gayaan ‘cinta sepak bola’ aja sih. Pasalnya, mencintai tuh ya harus juga memahami mozaik-mozaik sepak bola dan Italia nggak bisa dihilangkan darinya, cuy.

Nah, sepak bola Italia merupakan arena yang masyhur dengan strategi catenaccio. Saking hebatnya, strategi yang disempurnakan oleh Helenio Herrera di tahun 1960-an itu sudah banyak membuat klub-klub Serie A berjaya di Eropa dan dunia.

Salah satu ramuannya yang sukses memecundangi lawan adalah lewat pemaksimalan kerja pertahanan dan kecerdasan memanfaatkan kelalaian tim lawan. Apabila dikerjakan, catenaccio sangat cocok diterapkan manakala tim lawan sedang semangat dan habis-habisan menyerang, sementara tim kita ingin membuat serangan kejutan.

Karenanya, strategi ini banyak diadopsi oleh klub-klub lain di luar Italia saat mereka berada dalam kondisi yang sama sesuai doktrin catenaccio, seperti Chelsea di bawah asuhan Mourinho tatkala melawan tim ‘tiki-taka’ dan gila menyerang, Barcelona.

Nah, cerita di atas mungkin sama dengan yang dipikirkan oleh Bu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat disebut telah menyurati Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait perlunya dibuat klasifikasi pelaporan kasus kematian akibat Covid-19.

Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi yang memperjelas sikap Bu Khofifah tersebut sebagai bentuk dari keinginan menurunkan angka kematian Covid-19. Wih, canggih nih Bu Khofifah – lama bertahan alias diam-diam lalu mengejutkan publik dengan serangan atau gagasan begini.

Sudah mirip catenaccio Italia kan, cuyHehe. Meski begitu, seperti cattenacio yang punya banyak kritikus, demikian juga pendapat Bu Khofifah ini.

Denger-denger banyak banget lho yang menuduh Bu Khofifah tuh hanya akan menambah korban yang nggak terdeteksi, sebab strategi miliknya hanya ada di tataran kuantitatif, bukan kualitas penanganan. Mungkin, Bu Khofifah hanya menjawab kebingungan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Marvest) Luhut B. Pandjaitan.

Sebelumnya, Pak Luhut ini kan disuruh Presiden Joko Widodo (Jokowi) buat menurunkan angka kematian di sembilan provinsi, salah satunya Jatim. Makanya, langsung saja tuh Pak Luhut menggelar rapat bareng kesembilan gubernur terkait dan mempersilahkan kalau ada dari gubernur yang punya gagasan guna menurunkan kasus harian, meningkatkan recovery rate (tingkat kesembuhan), dan menurunkan mortality rate (tingkat kematian).

Nah, di tengah kebingungan waktu yang sempit itu, makanya Bu Khofifah langsung menawarkan strategi yang sesuai pesanan. Ini kayak orang-orang cattenacio lho yang menjawab serangan demi serangan dari lawan lewat hantaman balik yang memberi efek kejut dalam waktu singkat dan cepat.

Lagian, jujur saja, Pak Luhut pun akan sangat senang sekali lah dengan saran Bu Khofifah ini karena nggak harus susah payah. Cukup membuat klasifikasi dan perubahan kata, jadi dehUpsss.

Makanya deh, kalau memang nggak pada puas dengan usulan Bu Khofifah, ya waktunya jangan cuman dua minggu dong. Dikira Covid-19 ini ada wujudnya sehingga menuntaskannya cuman lewat otak-atik angka dan kata? Please dehmbok yang realistis. Hmm. (F46)

Exit mobile version