“Ambisi politik tentu wajar saja, selama pandai menginsyafi batasan etika” – Najwa Shihab, jurnalis asal Indonesia
Gengs, sebagai orang Indonesia yang punya pengamalan terhadap nilai-nilai gotong royong, membantu sesama itu sangat diperlukan lho. Jangan sampai sesama anak bangsa kita anti sosial atau ansos. Namun, membantu juga punya etika dan rule ya tentunya. Nggak bisa sembarangan.
Misal nih, seperti kata guru ngaji mimin dulu, “Jangan membantu dalam keburukan.” Juga termasuk larangan adalah membantu di saat kondisi sedang nggak mendukung, seperti mengutangi orang lain padahal keluarga di rumah belum makan, atau membantu kawan yang sedang butuh kerja dengan cara yang tidak profesional.
Kenapa kok harus ada etikanya sih membantu itu? Ya, karena biasanya setiap pekerjaan mulia kalau dilakukan melalui cara yang salah jadinya malah memperburuk suasana.
Hal yang terbaru terlihat dari rencana Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa. Secara politis, doi bermaksud untuk membantu kawan sesama Nahdlatul Ulama (NU) yang dulu menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim), yakni Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Seperti yang santer diberitakan oleh banyak media, bahwa Bu Khofifah dan Gus Ipul ini rencananya mau mengadakan konser besar-besaran di area wisata Ngopibareng Pintu Langit, Kabupaten Pasuruan. Nggak tanggung-tanggung lho, cuy, konser itu mengundang langsung artis papan atas kebanggaan arek Jawa Timur, mulai Mbak Via Vallen sampai Cak Ari Lasso.
Kalau sudah begitu, bisa dipastikan deh penonton yang hadir berjubel jumlahnya. Mimin jamin deh. Wih, penuh sesak pastinya dong.
Kalau ditelaah lebih dalam, mimin kayak mencium bau-bau politik sih di sini. Pasalnya, dalam konser bertajuk Era Normal Baru tersebut menampilkan Gus Ipul sebagai inisiator acara. Ya, pasti kalian paham kan, gengs, bahwa Gus Ipul ini diisukan bakal maju dalam Pilkada Pasuruan toh.
Bu Khofifah sebagai senior yang kebetulan mempunyai kekuasaan sebagai Gubernur Jatim tentu tidak akan membiarkan apabila Gus Ipul ini kebingungan cari panggung. Makanya, dua tokoh politik kalangan NU dari Jatim tersebut kompak saling membantu atau tolong-menolong dalam hajatan bersama.
Ya, hitung-hitung nih kalau Gus Ipul menang di Pasuruan, minimal sokongan kekuatan ke Grahadi menjadi lebih kuat dan sejahtera. Secara, kita tahu toh Pasuruan nih banyak lahan basahnya. Hehe.
Namun, kok kelihatannya momentumnya nggak tepat, cuy. Bayangin coba, mengadakan konser di tengah pandemi masih ganas seperti ini. Apa nggak ngawur tuh?
Apalagi, di Jatim angka penyebarannya masih melambung tinggi. Mbok ya Bu Khofifah sama Gus Ipul tuh menahan diri dulu dari euforia yang berpotensi membentuk kluster baru. Kalau mau mencari perhatian, kan, nggak harus dengan konser-konser toh.
Bisa kali mengadakan aksi sosial turun ke masyarakat dengan membawa bantuan sandang dan pangan. Justru, apabila tetap menggelar konser begini, bisa-bisa masyarakat nggak bersimpati lho sama Gus Ipul dalam Pilkada besok, pun Bu Khofifah dalam usaha penanganan Covid-19 di Jatim.
Ya, mimin tahu kok bahwa narsis dalam tangga kesuksesan itu lumayan penting, seperti kata para pakar. Namun, narsis harus ada aturannya dong – biar nggak dibilang panjat sosial (pansos).
Kok kesannya Bu Khofifah mau membalas meriahnya Balai Kota Surabaya yang kemarin juga mengadakan acara besar ya, gengs? Hmm, gimana nih, Bu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma)? Kalau memang benar, kasihan Gus Ipul cuma jadi bumper. Upps. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.