“I bully myself ‘cause I make me do what I put my mind to” – Eminem, penyanyi rap asal Amerika Serikat (AS)
Bagi anak-anak yang lahir tahun 1990-an, game yang bertajuk Bully (2006) mungkin bukanlah game yang asing. Mirip seri Grand Theft Auto (GTA), game satu ini berjalan dengan gameplay yang open-world dengan berfokus pada satu karakter, yakni Jimmy Hopkins.
Nah, dalam game satu ini, Hopkins merupakan salah satu siswa di sekolah Bullworth Academy. Namun, dalam perjalanannya mengarungi masa-masa SMA, Hopkins menemui sejumlah geng di antara murid-murid lainnya, yakni Bullies, Nerds, Preppies, Greasers, dan Jocks.
Di antara geng-geng ini, mereka melakukan bully lho pada satu sama lain. Hopkins sendiri, misalnya, pada mulanya melakukan sejumlah tindakan bully pada murid-murid lainnya bersama Gary Smith tuh. Alhasil, ada kelompok tertentu lah yang dikenal “kuat” karena suka me-bully.
Hmm, bisa dibilang tindakan-tindakan bully ini salah sih. Namun, apa yang terjadi di dunia sekolah seperti ini tidak dipungkiri masih banyak terjadi lho, termasuk di Indonesia sendiri. Sedih ya.
Tapi nih, apa yang terjadi di game Bully ini tampaknya juga terjadi lho di dunia politik, khususnya dalam kancah perpolitikan DKI Jakarta. Ini terlihat nih dari aksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mempersoalkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) DPRD DKI Jakarta Tahun 2021.
Hmm, emang sih mirip-mirip juga dengan game Bully. Kan, di dalam DPRD sendiri, ada banyak fraksi yang masing-masing bisa punya pandangan yang berbeda. Sebelas-dua belas lah ya dengan Bully yang memiliki cliques yang beragam.
Baca Juga: PSI Akhirnya Butuh Anies?
Kalau DPRD DKI Jakarta ini mirip dengan Bully, mungkin PSI ini jadi korban bully ya sekarang. Gara-gara mereka punya pandangan yang berbeda, delapan dari sembilan fraksi di DPRD DKI Jakarta melakukan walk-out lho ketika fraksi PSI membacakan pandangan umumnya dalam sidang.
Hmm, PSI ini apa salah strategi ya? Soalnya nih, kata sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta, Fraksi PSI awalnya sepakat lho soal RKT. Eh, pihak DPW PSI DKI Jakarta malah koar-koar menolak RKT yang menaikkan gaji dan tunjangan para anggota. Wah wah.
Mungkin, PSI ini ingin meniru mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok nih. Kan, dulu, Pak Ahok juga kerap tuh berseteru dengan DPRD DKI Jakarta – khususnya soal anggaran.
Hmm, kalau Pak Ahok sih dulu jadi bagian cabang pemerintahan eksekutif sih. Nah, kalau PSI sekarang gimana ya? Kan, sering kontra dan kritik Pak Anies juga. Kalau di legislatif, DPRD udah nge-bully PSI.
Kasihan dong PSI. Bisa-bisa udah nggak punya teman lagi dong. Waduh, kalau gini caranya, Mas Giring Ganesha gimana bisa jadi calon presiden ya? Hehe. (A43)
.Baca Juga: PSI Siap Gempur Anies Soal Rizieq