Site icon PinterPolitik.com

Kenapa Prabowo-Anies Rebutan Khofifah?

kenapa prabowo anies rebutan khofifah

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menjajal jembatan kaca yang berlokasi di Seruni Point, Kawasan Gunung Bromo, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur (Jatim), pada 15 Februari 2023 lalu. (Foto: Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur)

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa tampaknya menjadi salah satu kandidat calon wakil presiden (cawapres) yang paling diperhitungkan. Politikus PPP tersebut dikabarkan tengah dibidik oleh dua kandidat calon presiden (capres), yakni Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.


PinterPolitik.com

“Dia untukku, bukan untukmu. Dia milikku, bukan milikmu” – Yovie & Nuno, “Dia Milikku” (2007)

Potongan lirik lagu di atas adalah bagian refrain atau chorus dari lagu “Dia Milikku” (2007) dari Yovie & Nuno. Pada tahun tersebut, bisa dibilang lagu ini adalah salah satu lagu hits di zamannya.

Di tangga lagu MTV Ampuh pada tahun 2008, misalnya, “Dia Milikku” bisa bertahan selama kurang lebih delapan minggu. Selain itu, lagu ini mampu bertahan di nomor satu selama dua minggu di bulan April 2008.

Ya, populernya lagu ini mungkin menandakan bagaimana perebutan di antara dua pihak atau lebih atas sesuatu hal atau seseorang merupakan hal yang umum terjadi. Gimana nggak? Perebutan atas sosok yang disayangi, misalnya, sering terjadi di lingkungan manapun.

Padahal tuh ya, kita udah berjuang sekuat tenaga. Eh, malah si doi juga sedang mempertimbangkan sosok lain untuk jadi pasangannya. Alhasil, agar tak berujung sakit hati, perjuangan lebih berat pun dilakukan untuk merebut hatinya.

Nah, situasi rebutan semacam ini nggak hanya terjadi di dunia percintaan, melainkan juga banyak di aspek kehidupan lainnya, termasuk dunia politik. Mungkin, inilah yang kini tengah terjadi antara Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Seperti yang telah diketahui, baik Pak Prabowo maupun Pak Anies disebut ingin maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Tentu saja, mereka pun membutuhkan pendamping yang pas untuk memenangkan kontestasi tersebut.

Namun, ada satu persoalan yang mereka hadapi. Pak Prabowo, misalnya, selalu kalah di Provinsi Jawa Timur (Jatim) – baik di Pilpres 2014 maupun 2019.

Di sisi lain, Pak Anies ditengarai juga menghadapi persoalan yang sama. Meski kakeknya, AR Baswedan, berasal dari kawasan Ampel di Surabaya, Pak Anies dinilai masih belum bisa berhasil memenangkan hati rakyat Jatim secara signifikan.

Padahal, belajar dari dua Pilpres lalu, mereka yang memenangkan kontestasi tersebut selalu berhasil mengantongi suara terbanyak di dua provinsi, yakni Jatim dan Jawa Tengah (Jateng). Inilah kenapa Pak Prabowo selalu kalah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres.

Nah, tapi nih, Pak Anies dan Pak Prabowo tampaknya mulai menemukan solusinya nih. Kabarnya, kedua kandidat capres tersebut mulai mengincar satu sosok “kunci” Jatim yang bisa dijadikan calon wakil presiden (cawapres), yakni Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Selain menjabat sebagai gubernur di provinsi tersebut, Khofifah juga dinilai memiliki kedekatan yang erat dengan para Nahdliyin – sebutan untuk warga Nahdlatul Ulama (NU) yang disebut sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia.

Mengacu ke tulisan Silkania Swarizona dan Riaty Raffiudin yang berjudul The Involvement of The Muslimat NU Network in Winning Khofifah Indar Parawansa in The 2018 East Java Governor Election, Bu Khofifah mampu memenangkan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2018 karena kuatnya pengaruh yang dimilikinya di jaringan Muslimat NU.

Melalui Muslimat NU, Bu Khofifah menggandeng banyak kiai di pesantren-pesantren kecil dan menengah di Jatim. Padahal, lawannya kala itu, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), juga menggandeng kiai-kiai – bahkan dari pesantren-pesantren besar.

Nah, bukan nggak mungkin, dengan ngegandeng Khofifah, Pak Prabowo maupun Pak Anies bisa mengamankan satu provinsi untuk perolehan suara mereka di Pilpres 2024. Namun, siapa yang akan dipilih oleh Bu Khofifah?

Ya, semua keputusan – di samping tawar-menawar politik yang terjadi – berada di tangan Khofifah. Semoga aja Bu Khofifah nanti bisa mengakhiri perebutan ini supaya lagu “Dia Milikku” ala Prabowo-Anies ini bisa segera berakhir dan nggak stuck di chorus. ☹ (A43)


Exit mobile version