HomeCelotehKemenag, “Super Deal” Gus Yaqut?

Kemenag, “Super Deal” Gus Yaqut?

Pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) yang mengatakan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) adalah hadiah bagi Nahdlatul Ulama (NU) menuai kontroversi. Apakah benar Kemenag adalah “super deal” bagi Gus Yaqut?


PinterPolitik.com

Bagi kita yang hidup di universe ini, khususnya bagi mereka yang tinggal di Indonesia, bulan Oktober pada tahun 2019 merupakan suatu waktu yang cukup menentukan. Bagaimana tidak? Pada bulan tersebut, pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang baru dibentuk – berisikan dengan wajah lama dan wajah baru yang menjadi sebuah kesatuan Kabinet Indonesia Maju, belum lagi apabila presiden memutuskan mengadakan reshuffle.

Pengumuman siapa saja menteri yang dipilih Jokowi kala itu pun dilakukan di depan Istana serta disiarkan secara langsung melalui saluran-saluran televisi nasional hingga streaming platform seperti YouTube. Bagaikan tontonan, pengumuman itu juga menentukan nasib negara dan bangsa ini ke depannya.

Namun, hal yang berbeda justru terjadi di Negara Indonesia dari alternate universe Bumi-45. Pasalnya, Presiden Joko lebih memilih untuk mengadakan kegiatan yang unik agar pengumuman menteri-menteri menjadi lebih fun.


Joko: Selamat pagi, bapak dan ibu sekalian. Pada kesempatan hari ini, bapak dan ibu hadir di sini untuk menyaksikan “super deal” yang telah ditunggu-tunggu oleh bapak dan ibu sekalian.

Bowo: Wah, bisa aja nih Joko. Saya kemarin lawannya malah diundang ke sini.

Sandi: Ya, tidak apa-apa, Pak Bowo. Kan, lumayan kalau dapat hadiah “super deal”.

Yakut: Semoga saja saya yang dapat hadiah “super deal” itu. Semoga saja hadiahnya nanti bisa jadi kesempatan-kesempatan baru buat para Nahdliyin.


Baca Juga: Menag Yaqut dan Amunisi Rahasia PKB

Menag Yaqut Kado Hadiah NU

Mega: Hmm, Pak Joko ini juga ngapain ngundang saya? Kan, cukup anak buah saya aja, seperti Pak Yasonna dan Pak Juliari. Toh, saya sudah sibuk jadi Ketum. Sudah tua saya ini.

Zulkifli: Saya sih datang saja, Bu Mega. Barang kali saya juga dapat hadiah. Jangan bilang-bilang Pak Amien ya, Bu.

Joko: Hadiah-hadiah ini ada di balik tirai-tirai yang telah tersedia di sini. Setiap orang nanti akan mendapatkan giliran untuk membuka tirai hadiah untuk bapak dan ibu sekalian.


Presiden Joko pun akhirnya memberikan masing-masing giliran mereka untuk membuka tirai. Ternyata, Pak Bowo mendapatkan hadiah berupa Menteri Pertahanan (Menhan). Tidak hanya Pak Bowo, Yakut pun senang karena ternyata mendapat “super deal” di Kementerian Agama (Kemenag).

Meski sejumlah pihak mendapatkan hadiah yang diinginkan, Zulkifli ternyata mendapatkan tirai hadiah yang berisikan zonk. Namun, Zulkifli tetap yakin bahwa, di masa mendatang, hadiah itu akan ada di tangannya. “Jangan menyerah, kayak kata D’Masiv,” batin Zulkifli. 

Joko pun senang bisa “berbagai” hadiah-hadiah di balik tirai tersebut. Namun, di balik itu semua, Joko sadar bahwa, pada akhirnya, “hadiah-hadiah” ini hanyalah kesenangan duniawi saja – dan tentunya bisa berpindah tangan di masa mendatang. Siapa tahu kan? (A43)

Baca Juga: Gus Yaqut, Menag Pencetak Gol?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?