“Sepanjang hidupmu, pastikan kakimu berada di tempat yang tepat dan berdirilah dengan tegas” – Abraham Lincoln, Presiden ke-16 Amerika Serikat (AS)
Hey, gengs, menurut kalian nih, dari banyak sikap kepemimpinan yang harus ada pada diri seorang leader, kira-kira mana yang paling penting?
Mungkin, jawabannya beda-beda karena memang ini subjektif sih ya. Namun, menurut mimin, ketegasan dan kecerdasan emosional pasti menjadi kata kunci yang nggak sedikit penjawabnya. Dan memang benar sih, sampai-sampai dalam banyak film dan karya yang mengisahkan tentang mentalitas kepemimpinan pasti menonjolkan sisi ketegasan ini.
Bagi penikmat film ber-genre medieval atau kerajaan Inggris abad pertengahan, pasti tahu film kolosal The King yang mengangkat teknik kepemimpinan ala Raja Henry V. Tidak seperti ayahnya, Henry V mengubah tata kerajaan.
Pejabat yang masih memakai pikiran konservatif dan tiran seperti Henry IV diganti. Salah satu yang mengejutkan adalah dipilihnya teman Henry V sewaktu di perkampungan bernama John Falstaff sebagai panglima perang menggantikan pejabat sebelumnya. Padahal, kerjaan John waktu itu cuma berleha-leha.
Eh, ternyata di balik penunjukan tersebut, Henry V paham bahwa John merupakan bekas pemimpin pasukan yang ahli strategi perang. Pun juga karena John tuh orangnya jujur.
Meski keduanya kadang berbeda pendapat, Henry V tidak pernah memarahi John di depan umum, melainkan berbicara empat mata di tenda. Hasilnya, dari strategi John, Henry V berhasil menaklukkan semua musuh hingga jadi raja yang paling dipuja – bahkan diangkat jadi karya oleh penulis ternama, William Shakespeare.
Inti dari film itu adalah pemimpin ya harus tegas. Bahkan, meski kebijakannya nggak populer sekalipun, kalau tegas, itu jadi nilai lebih lho. Sebab kalau nggak tegas, nanti kayak presidennya avatar Korra, yang semua pendapatnya dianggap sekadar angin lewat karena terlihat inkonsisten.
Kalau boleh membayangkan, seandainya mimin ditanya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang film kepemimpinan mana yang pantas ditonton, mimin jelas merekomendasikan The King lah, cuy.
Jujur saja, mimin mulai resah dengan sikap Pak Jokowi. Coba dipikir, dengan lantang ia marah-marah ke menterinya di depan publik. Kan, nggak enak dilihat masyarakat. Nanti, dikira nggak kompak.
Lagian, itu juga berakibat pada munculnya pendapat bahwa akan ada pergantian pemain. Eh, lha kok sampai sekarang adem-adem aja. Apakah sudah merasa damai nih, Pak? Bukannya rapor menteri menurut masyarakat perlu dievaluasi ya?
Itu kan membuat kita menaruh curiga tentang apakah Pak Jokowi benar-benar serius atau cuma cari perhatian sih? Kalau memang serius, sebenarnya cukup di meja kerja saja, sebab menampilkannya di depan publik tidaklah berarti apa-apa.
Justru bikin pikiran aneh-aneh. Namun, kalau niatnya caper, mimin mau ngingetin aja sih bahwa ini terkait ngurus negara bukan PDKT kayak masa remaja.
Jadi kalau tiba-tiba masyarakat – seperti Ujang Komarudin – menganggap Pak Jokowi nih bertele-tele, mimin nggak bisa menampiknya sih. Dan, memang seharusnya sebagai pemimpin negara, kalau mau serius ya fokus kerja, nggak perlu basa-basi di depan publik.
Apa jangan-jangan Pak Presiden ini memang sudah belajar sama influencer yang memang biasanya pintar bikin gimmick – seperti kata Ujang? Upsss. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.