HomeCelotehKapolri Listyo ‘Tersorot’ Tagar Twitter?

Kapolri Listyo ‘Tersorot’ Tagar Twitter?

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menjadi sorotan akibat viralnya tagar #PercumaLaporPolisi di Twitter akibat kabar bahwa laporan kasus kekerasan seksual di Luwu Timur, Sulawesi Selatan yang tidak ditindaklanjuti oleh pihak berwajib. Kapolri Listyo Sigit Prabowo pun diminta Indonesia Police Watch (IPW) untuk melakukan ‘bersih-bersih di lingkungan Polri.


PinterPolitik.com

Di suatu pagi, Adi terbangun dari tidurnya yang lelap. Adi pun tidak sabar untuk mengendarai sepeda motornya yang baru, yakni Suzuki GP125.

Adi sangat sayang dengan motor ini karena baru pertama kali ini akhirnya ia mampu untuk membelinya. Maklum, pada tahun 1980-an, Indonesia di alternate universe Bumi-45 tengah mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat – berkat berbagai kebijakan ekonomi pemerintahan Orde Anyar (Ordar).

Namun, Adi pun terkejut ketika ia menyadari bahwa sepeda motornya tidak lagi berada di depan rumahnya. “Waduh, motorku hilang!” seru Adi Sambil berteriak. Dengan rasa panik, Adi pun langsung menemui tetangganya untuk meminta pertolongan.


Adi: Eh, Bud. Motor saya hilang ini! Harus gimana ya?

Budi: Waduh. Kok bisa hilang, Di?

Adi: Ya sudah, ayo temani saya lapor ke polisi lah sekarang!

Budi: Hmm, kayaknya percuma deh kalau lapor polisi.

Adi: Lah, kenapa?

Budi: Ya, masa lu nggak tau sih? Ada sebuah peribahasa nih yang bilang, kalau kita lapor polisi, yang awalnya hilang kambing malah jadi hilang sapi.

Adi: Lah, kok malah kambing?! Yang hilang motor, Bud!

Budi: Udahlah. Kita ke dukun pinter aja. Minta Mbah Merlin buat nyariin.


Baca Juga: Kapolri Sigit, Hati-Hati Jebakan

Lapor Twitter > Lapor Polisi

Meski sudah dibantu Mbah Merlin, motor itu pun sulit ditemukan. Mungkin, Mbah Merlin tidak sepintar Mbah Google di zaman sekarang yang bahkan punya teknologi Global Positioning System (GPS). Kala itu, teknologi yang digunakan hanyalah teknologi GPS versi lama – yakni Gaib, Pelet, dan Santet.

Baca juga :  “Parcok” Kemunafikan PDIP, What's Next?

Adi pun akhirnya hanya bisa pasrah dengan hilangnya motor kesayangannya itu. Karena tidak punya banyak pilihan, kata rela adalah satu-satu jalan yang ada di pikirannya. Ia akhirnya melanjutkan hidupnya seperti biasa.

Namun, persoalan yang sama juga datang ke Budi di masa depan. Indonesia di Bumi-45 kini bukan lagi berada di era Ordar, melainkan di Orde Anyar Pol (Ordarpol). Kali ini, giliran Budi yang meminta bantuan ke Adi.


Budi: Eh, Di! Motor gua ilang nggak tahu ke mana!

Adi: Yah, udah coba cari pakai aplikasi Find My Motor belum?

Budi: Lah, emangnya motor gua smartphone?! Udah yuk, ikut gua ke kantor polisi!

Adi: Yah, ngapain ke kantor polisi? Udah coba aja cari pakai Twitter.

Budi: Lah, gimana caranya?

Adi: Tweet aja foto dan info soal motormu. Jangan lupa pakai hashtag-hashtag yang berhubungan sama info motor hilang. Kan, banyak tuh di Twitter? Barang kali kan, setelah kau spill di Twitter, bisa viral terus ada yang nemuin.

Budi: Hmm, pakai dikasih tagar segala. Emangnya mana bisa viral kayak tagar #PercumaLaporPolisi?

(A43)

Baca Juga: Perlukah Dwifungsi TNI-Polri?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?