Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, diusulkan maju di Pilwakot Depok 2024. Akankah Kaesang meruntuhkan dinasti PKS di Depok?
PinterPolitik.com
“No empire lasts forever, no dynasty continues unbroken.” ― Krishna Udayasankar
Pada Januari lalu, cukup mengejutkan mendengar pernyataan Gibran Rakabuming Raka bahwa Kaesang Pangarep ternyata tertarik untuk terjun ke politik. “Kaesang kemarin, aku yo kaget, dia secara terbuka menyampaikan ke saya ke bapak ada ketertarikan di politik,” ungkap Gibran pada 24 Januari 2023.
Mudah ditebak, berbagai partai politik kemudian memberikan sambutan hangat. Namun, tentunya PDIP menjadi yang terdepan. Seperti kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, satu keluarga baiknya tidak berbeda partai politik.
Setelah beberapa bulan, isunya menjadi mengerucut. Ketua Ganjar Pranowo (GP) Center Thomas Djunianto mengusulkan Kaesang menjadi Wali Kota Depok. “Kami yakin Mas Kaesang akan diterima sebagai calon Wali Kota Depok di 2024 yang akan datang,” ungkapnya pada 1 April 2023.
Menurut pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, usulan itu adalah tes ombak (testing the water) untuk melihat respons PDIP. Dan benar saja, DPC PDIP Kota Depok memberi respons dengan mencari pasangan Kaesang jika benar-benar maju. Nama Sekda Depok Supian Suri dikabarkan menjadi pilihan.
Konteks diusulkan Kaesang di Pilwakot Depok terbilang sangat menarik. Pertanyaannya, kenapa Kaesang ingin dimajukan di bukan daerah kekuasaan PDIP?
Pemenang | Perolehan Suara | Partai Pengusung | |
Pilkada Depok 2005 | Nur Mahmudi Ismail – Yuyun Wirasaputra | 232.207 (43,9%) | PKS |
Pilkada Depok 2010 | Nur Mahmudi Ismail – Mohammad Idris | 227.744 (61,87%) | PKS-PAN |
Pilkada Depok 2015 | Mohammad Idris – Pradi Supriatna | 411.367 (61,91%) | PKS-Gerindra-Demokrat-PBB |
Pilkada Depok 2020 | Mohammad Idris – Imam Budi Hartono | 415.657 (55,54%) | PKS-Demokrat-PPP |
Pada tabel di atas kita bisa melihat pasangan yang diusung PKS selalu menjadi pemenang. Setidaknya sejak Pilkada 2005 Depok telah menjadi basis PKS. Koalisi PDIP tidak pernah sekalipun menang di Depok.
Mengutip studi perang dan hubungan internasional (HI), diusulkan Kaesang di Depok tampaknya merupakan strategi memperluas daerah kekuasaan.
Pasalnya, dengan status Kaesang sebagai putra Presiden Jokowi, sosok yang begitu dicari dukungan politiknya pada Pemilu 2024, berbagai partai politik sekiranya akan berlomba mendukung Kaesang jika nantinya maju di Depok.
Kasusnya bisa dilihat pada Pilwakot Solo 2020. Karena didukung oleh hampir semua partai politik, Gibran awalnya akan melawan kotak kosong.
Dan tentu, poin ini adalah keuntungan besar bagi PDIP. Dengan partai banteng menjadi yang terdepan untuk mengkader Kaesang, Depok akhirnya dapat ditaklukkan oleh PDIP. Ini persis seperti yang dilakukan oleh negara adidaya di politik internasional.
Mengutip ilmuwan politik John Mearsheimer, suatu negara mestilah mempertahankan status hegemoninya. Untuk mempertahankan status itu, suatu negara akan memperluas dan memperdalam cengkeramannya terhadap negara lain.
Di era modern, bentuknya mungkin tidak lagi seperti kolonisasi, melainkan penaklukan secara pengaruh politik – umumnya diikat oleh tekanan dan perjanjian ekonomi.
Kita lihat saja bagaimana kelanjutan wacana Kaesang di Pilwakot Depok. Menarik untuk ditunggu kelanjutannya. (R53)